Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Khalifah ‘Umar)

Telah berkata Abdullah bin Aun Al-Bashri Rahimahullah:
“Jika hawa nafsu telah menguasai hati, maka seseorang akan menganggap baik sesuatu yang buruk”

Sabtu, Februari 28, 2009

Good mood atau Bad mood

Baca ini dan resapi… Lalu, tentukan bagaimana engkau kan memulai harimu esok.

Namanya Jerry. Suasana hatinya selalu bagus. Ia selalu punya hal positif untuk dibicarakan. Apabila ada orang yang bertanya tentang kabarnya, ia akan menjawab, “Andai keadaanku lebih baik dari sekarang, aku ingin terlahir kembar!”

Jerry adalah seorang manajer yang unik karena ia memiliki sejumlah pelayan yang selalu mengikutinya dari restoran ke restoran. Para pelayan itu beralasan sikap Jerry-lah yang membuat mereka begitu. Jerry dipandang sebagai motivator alami. Jika ada seorang karyawan mengalami hari yang sial, Jerry berbicara dengan karyawan itu untuk melihat sisi positif dari situasi yang tengah dihadapinya.

Melihat gaya seperti ini membuatku heran, sehingga satu hari aku datang menemui Jerry dan bertanya, “Aku tidak mengerti! Kau tidak mungkin bisa selalu menjadi orang yang positif setiap hari sepanjang hari. Bagaimana caramu melakukannya?” Jerry menjawab, “Setiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, Jerry, hari ini kau punya dua pilihan. Memilih good mood atau membiarkan diri dalam bad mood.”

Lantas aku memilih good mood. Setiap kali sesuatu yang buruk terjadi, aku bisa memilih menjadi ‘korban’ atau aku bisa memilih ‘belajar dari kejadian itu’. Aku pun memilih ‘belajar’. Setiap kali ada orang yang mengeluh, aku bisa memilih ‘menerima keluhan mereka’ atau aku dapat ‘mengambil sisi positif kehidupan’. Aku memilih ‘mengambil sisi positif kehidupan’.

“Ya benar, itu tidak mudah,” protesku. “Ya memang,” ujar Jerry. “Hidup tak lain dari pilihan. Saat kau mengesampingkan hal-hal remehnya, setiap situasi ternyata merupakan sebuah pilihan. Kau memilih bagaimana menanggapi situasi itu. Kau memilih bagaimana orang akan mempengaruhi mood-mu. Kau memilih good mood atau bad mood. Yang harus digarisbawahi adalah : Inilah pilihan-pilihan bagaimana kau menjalani hidupmu.”

Aku merenungkan kata-kata Jerry itu. Tak lama kemudian, aku meninggalkan restoran dan memulai usahaku sendiri. Aku kehilangan kontak dengan Jerry, tapi aku selalu teringat padanya saat aku dihadapkan pada situasi dimana aku harus menentukan pilihan hidup daripada terpancing bereaksi.

Beberapa tahun kemudian, aku mendengar Jerry menghadapi sesuatu yang tak pernah terbayangkan dalam usaha restoran : satu pagi ia membiarkan pintu belakang terbuka dan ditodong oleh tiga perampok. Waktu mencoba membuka brankas, tangannya gemetar karena gugup, membuatnya lupa nomor kombinasinya. Perampok-perampok itu panik dan menembaknya. Beruntung, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Setelah melalui operasi bedah selama 18 jam dan menjalani perawatan intensif selama berminggu-minggu, Jerry pulang dengan beberapa pecahan peluru masih terbenam di tubuhnya.

Aku bertemu Jerry sekitar 6 bulan setelah kejadian itu. Saat kutanya bagaimana ia saat itu, ia menjawab, “Andai keadaanku lebih baik dari sekarang, aku ingin terlahir kembar. Mau lihat bekas lukanya?” Aku menolak melihat lukanya itu, tapi aku bertanya apa yang ada di benaknya saat perampokan itu terjadi. “Hal pertama yang terpikir adalah aku seharusnya mengunci pintu itu,” jawab Jerry. “Lantas, saat aku terbaring di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan : aku bisa memilih ‘hidup’ atau aku bisa memilih ‘mati’. Aku memilih ‘hidup.’

“Kau tidak takut? Kamu pingsan waktu itu?” tanyaku. “…luar biasa paramedis itu. Mereka terus bilang bahwa aku akan sembuh. Tapi saat aku dibawa ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi pada wajah dokter dan perawat, aku takut. Di mata mereka, aku seolah membaca tulisan ‘Ia tak akan selamat’.”

“Aku sadar aku harus segera beraksi.” “Apa yang kamu lakukan?” tanyaku. “Hm, seorang perawat berperawakan besar bertanya kepadaku,” ujar Jerry. “Ia bertanya apakah aku punya alergi pada sesuatu. ‘Ya,’ jawabku. Para dokter dan perawat berhenti bekerja dan menunggu jawabanku. Aku menarik nafas panjang dan berkata, “Aku alergi pada peluru!” Saat mereka tertawa, kukatakan, ‘Aku memilih untuk hidup. Jadi, bedahlah aku seakan aku hidup, bukan mati.’”

Jerry bersyukur atas kemampuan para dokternya, tapi juga sikapnya yang luar biasa. Aku belajar darinya bahwa setiap hari kita dihadapkan pada pilihan hidup. Sikap kita, adalah segalanya.

Jumat, Februari 27, 2009

Ujang dan Emak

Tampang bingung. Itulah gambaran yang bisa dilukiskan di wajah seorang bocah 6 tahun, saat melihat lalu-lalangnya kendaraan di jalan. Bocah itu seakan tidak memperdulikan hilir mudik orang-orang yang melaluinya bahkan ada beberapa orang yang hampir menendangnya. Dia pun seakan tidak senang saat beberapa orang yang lewat memasukan uang receh ke dalam kaleng yang sengaja di simpan di depannya.

“Sudah dapat berapa Ujang?” sapa seorang wanita umur 40 tahunan yang mengagetkan si Ujang. Si Ujang menengok wanita yang nampak lebih tua dari umur sebenarnya. Wanita itu tiada lain adalah ibunya yang sama-sama membuka praktek mengemis sekitar 100-200 meter dari tempat si Ujang mengemis.

“Nggak tahu Mak, hitung aja sendiri,” jawab si Ujang sambil melihat kaleng yang ada di depannya. Tanpa menunggu wanita yang dipanggil Emak itu mengambil kaleng yang ada di depan si Ujang. Kemudian isi kaleng tersebut ditumpahkan ke atas kertas koran yang menjadi alas mereka duduk.

“Lumayan Ujang, bisa membeli nasi malam ini. Sisanya buat membeli kupat tahu besok pagi.” Kata si Emak sambil tersenyum lebar, karena rezeki malam itu lebih banyak dari hari-hari biasanya.

“Mak…” kata si Ujang tanpa menghiraukan ucapan ibunya, “koq orang lain punya mobil? Kenapa Emak nggak punya?” Tanya si Ujang sambil menatap wajah ibunya.

“Ah, si Ujang mah, aya-aya wae, boro-boro punya mobil, saung aja kita mah nggak punya.” kata si Emak sambil tersenyum. Si Emak kemudian membungkus uang yang telah dipisahkannya untuk besok dengan sapu tangan yang sudah lusuh dan dekil.

“Iya, tapi kenapa Mak?” Rupanya jawaban si Emak tidak memuaskan si Ujang.

“Ujang …. Ujang….” kata si Emak sambil tersenyum. “Kita tidak punya uang banyak untuk membeli mobil.” kata si Emak mencoba menjelaskan. Tetapi nampaknya si Ujang belum puas juga,

“Kenapa kita tidak punya uang banyak Mak?” tanyanya sambil melirik si Emak.

“Kitakan cuma pengemis, kalau orang lain mah kerja kantoran jadi uangnya banyak.” kata si Emak yang nampak akan beranjak. Seperti biasa sehabis matahari tenggelam si Emak membeli nasi dengan porsi agak banyak dengan 3 potong tempe atau tahu. Satu potong untuk si Emak sedangkan 2 potong untuk si Ujang anak semata wayangnya.

Sekembali membeli nasi, si Ujang masih menyimpan pertanyaan. Raut wajah si Ujang masih nampak bingung.

“Ada apa lagi Ujang?” kata si Emak sambil menyeka keringat di keningnya.

“Kenapa Emak nggak kerja kantoran saja?” tanya si Ujang dengan polosnya.

“Siapa yang mau ngasih kerjaan ke Emak, Emak mah orang bodoh, tidak sekolah.” Jawab si Emak sambil membuka bungkusan yang dibawanya.

“Udah …, sekarang makan dulu mumpung masih hangat!” Kata si Emak sambil mendekatkan nasi ke depan si Ujang. Si Ujang yang memang sudah lapar langsung menyantap makanan yang ada di depannya.

“Kenapa Emak nggak sekolah?” tanya si Ujang sambil mengunyah nasi plus tempe.

“Orang tua Emak nggak punya uang, jadi Emak nggak bisa sekolah.”

“Ujang bakal sekolah nggak?” kata si Ujang sambil menatap mata si Emak penuh harap.

Emak agak bingung menjawab pertanyaan si Ujang. Lamunan Emak menerawang mengingat kembali mendiang suaminya, yang telah mendahuluinya. Mata si Emak mulai berkaca-kaca. Karena gelapnya malam, si Ujang tidak melihat butiran bening yang mulai menuruni pipi wanita yang dipanggil Emak tersebut. Karena tak kunjung dijawab, si Ujang bertanya lagi

“Kalau Ujang nggak sekolah, nanti kayak Emak lagi dong. Iya kan Mak?”

Pertanyaan Ujang makin menyesakan dada si Emak. Siapa yang ingin punya anak menjadi pengemis, tetapi si Emak bingung harus berbuat apa. Si Emak cuma melanjutkan menghabiskan nasi sambil menahan tangisnya. Akhirnya si Ujang pun diam sambil mengunyah nasi yang tinggal sedikit lagi. Deru mesin mobil menemani dua insan di pinggir jalan yang sedang menikmati rezeki Allah SWT yang mereka dapatkan. Diterangi lampu jalan mereka pun mulai berbenah untuk merebahkan diri. Di kepala si Ujang masih penuh tanda tanya, mau jadi apa dia kelak. Apakah akan sama seperti Emaknya saat ini?

Kamis, Februari 26, 2009

Hidup ini penuh Kesempatan Kedua

IMPIAN Rachel Morado adalah bisa menyelesaikan pendidikannya. Pada umur 14 tahun dia terpaksa putus sekolah karena harus mengurus adik-adiknya. Perkawinan pada umur 16 tahun dan kelahiran enam orang anak semakin menjauhkan impiannya. Kemudian pada tahun 1983, pada umur 52 tahun, Rachel kembali menjadi murid di sekolah menengah yang sama di Kansas City, Mo., tempat anak-anaknya sendiri telah menamatkan belajarnya. Dua tahun kemudian dia tamat dan mengambil kursus untuk tes persamaan sekolah menengah atas. "Kembali ke sekolah memberiku rasa percaya diri," kata Rachel. "Sekarang aku tahu bahwa aku bisa melakukan apa saja kalau pikirannku sudah mantap."

Pada usia 30 tahun, Steve Richardson adalah seorang konsultan dengan bayaran tertinggi di perusahaan akunting yang terbesar di dunia. Tetapi jam-jam kerjanya panjang dan dia jarang bertemu dengan keluarganya. Lambat laun, Steve mulai mendambakan kehidupan yang lebih sederhana di pinggiran New England, tempat dia dibesarkan. Pada suatu hari ketika dia duduk dalam kendaraan di tengah lalu lintas New Jersey yang padat, dia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan "kembali ke kehidupan kota kecil". Sebagai pemilik perusahaan mainan teka-teki gambar potong di Norwich, Vt., dia menerima sebagian dari keuntungan yang diperolehnya sebagai eksekutif perusahaan, tetapi bukan hanya itu yang diterimanya. "Ada hal-hal yang lebih penting daripada uang," kata Steve.

Pada suatu saat dalam hidup kita, hampir semua dari kita mendambakan kesempatan kedua untuk melakukan satu hal yang kita impi-impikan, tetapi tidak pernah berbuat untuk mengusahakannya. Namun hampir semua dari kita tidak ingin membuat lompatan menyeberangi jurang yang memisahkan impian dengan perbuatan.

Selalu akan ada orang yang memperingatkan kita bahwa kita akan gagal pada ini atau itu. Pertanyaaan yang terpenting untuk diajukan bukan apakah aku akan gagal, tetapi apakah akan berhasil mencapai hasil?

"Mudah sekali menghindari kegagalan," kata pendeta Kansas City, Eugene Brice. "Saya tidak pernah kalah dalam pertandingan tenis. Tidak pernah kalah dalam memperebutkan jabatan di kantor pemerintah. Tidak pernah tercekik ketika sedang menyanyi solo. Itu karena saya tidak pernah mencoba hal-hal itu. Hanya orang yang mencoba sesuatu sajalah yang menghadapi resiko gagal."

Bagaimana kita melatih diri sendiri untuk melihat dan bertindak pada kesempatan kedua dalam hidup? Di bawah ini, dari para ahli dan orang yang mencari kesempatan kedua, ada enam petunjuk:

1. Jangan remehkan impian Anda. Charlie Barsotti melewatkan masa kanak-kanaknya di Texas dengan menggambar kartun dan bercita-cita menjadi kartunis profesional. "Tapi setelah saya dewasa," katanya,"rasanya ini tidak seperti pekerjaan yang sesungguhnya." Maka Charlie bekerja sebagai anggota staff di sebuah pusat rehabilitasi anak yang terganggu mentalnya, dan menggambar kartun sebagai hobi.
Walaupun demikian, kepala sekolah lebih serius memperhatikan gambar Charlie - dan meminjaminya ongkos pesawat ke New York supaya dia bisa memperlihatkan kartunnya kepada beberapa editor majalah. Setelah Pageant membeli beberapa idenya, Charlie pulang untuk mengembangkan tekniknya. Sekarang kartun-kartunnya dimuat dalam penerbitan seperti New Yorker dan USA Today
Carol Wall, seorang manager di perusahaan konsultan bank Midwest, ketika masih remaja mendapat kegagalan karena giginya jelek, dan merasa bahwa gigi jelek bukan hal yang cukup gawat untuk diresahkan, namun jauh di lubuk hatinya Carol merasa prihatin. Kemudian setelah ulang tahunnya yang ke-43, dia memutuskan untuk mendapat perawatan gigi. Selain penampilannya yang lebih baik, Carol mendapat bonus tambahan: "Menciptakan senyuman baru pada umurku sekarang memperlihatkan kepadaku bahwa aku bisa mengendalikan hidupku dan aku punya kekuatan untuk mengubah apa yang tidak kusukai."

2.Jangan sekali-kali mengatakan itu sudah terlambat. Al Comley menunggu 30 tahun untuk mendapatkan kesempatan kedua. Pada tahun 1935, dalam umur 19 tahun, dia masuk sekolah bisnis dan pelajaran yang paling disukainya adalah bidang penjualan. Tetapi ketika itu adalah zaman depresi, dan setelah tamat, Al mengambil pekerjaan pertama yang didapatnya - bagian pemesanan di sebuah perusahaan makanan. Beberapa kali selama bertahun-tahun, Al berpikir ingin pindah ke bagian sales, tetapi tidak pernah dilakukannya. Akhirnya, pada umur 53 tahun, dia bertindak untuk mencapai impiannya: Al pensiun lebih awal dan menjadi agen asuransi. "Seharusnya saya masuk bagian sales lebih awal," katanya. "Tapi sekurang-kurangnya saya tidak menunggu selamanya," Pada umur 70 tahun, sekarang Al bekerja untuk Fuller Brush dan mempunyai wilayah dengan 300 pelanggan.
"Stereotip sudah tidak cocok lagi." kata Bernice Neugarten, profesor pendidikan dan sosiologi di Universitas Northwestren, dan seorang ahli terkemuka di bidang penuaan. "Tiga puluh tahun yang lalu, orang diharapkan melakukan hal-hal tertentu pada tahap-tahap tertentu dalam hidup mereka. Pada zaman sekarang, daur kehidupan jauh lebih lentur dan kita lebih terbuka terhadap perubahan pada usia berapa saja."

3.Taklukkan gunung Anda setahap demi setahap. Seperti banyak perenang pertandingan yang masih muda, John Nader mendambakan untuk bertanding dalam Olimpiade. Kemudan pada tahun 1972, sementara menonton Olimpiade di TV, perenang SMA ini mulai bertanya-tanya dalam hati berapa banyak dia harus mengningkatkan kemampuannya untuk bisa menjadi peserta Olimpiade. Menurut perhitungannya, dia harus menurunkan waktunya empat detik dalam empat tahun.
Mula-mula, rasanya ini mustahil - sampai John memperhitungkan bahwa kalau dia berlatih sepuluh bulan setiap tahun, dia hanya akan mengurangi waktunya sepersepuluh detik per bulan dari yang empat detik, dan akan berhasil menjadi peserta Olimpiade 1976. Maka tepat itulah yang dilakukannya.
Kata Steven Danish, ketua jurusan psikologi di Virginia Commonwealth University, "Dengan memecah-mecah sasaran menjadi bagian-bagian yang bisa dicapai, kita meningkatkan keuntungan dalam pendapatan jangka pendek, dan kita menurunkan harga yang harus dibayar dalam upaya mencapainya."

4.Bersedialah melakukan tukar-menukar. Don Campbell mengambil alih usaha pemakaman keluarga di Beaver Falls, Pa., setelah ayahnya meninggal, mengakhiri impiannya tentang karier sebagai penerbit. Kemudian, sepuluh tahun kemudian, setelah menyerahkan usaha kepada adiknya, Don sekeluarga pindah ke Midwest dan dia masuk ke Sekolah Jurnalistik di Universitas Missouri. "Saya harus pinjam uang untuk menyelesaikan studi," dia menceritakan kembali. Hari ini, setelah 30 tahun dalam jurnalistik dan periklanan, Don menerbitkan buletin bisnis. "Saya tidak pernah menghasilkan uang sebanyak yang saya dapat dalam bisnis pemakaman," dia mengakui. "Tapi saya telah mencapai impian saya, dan itu membuat saya bahagia."
Seseorang mengatakan kepada saya lama berselang bahwa kalau kita bekerja cukup keras, maka kita akan mendapatkan apa saja yang kita inginkan. Tetapi kita tidak bisa memiliki segala-galanya, secara sekaligus. Yang penting adalah mengetahui bahwa dalam setiap kesempatan kedua akan ada tukar-menukar - dan lebih sering kita harus membuat pengorbanan.
Alan Marlatt, seorang ahli psikologi Universitas Washington, menyarankan untuk menuliskan konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang dari setiap kesempatan kedua yang kita hadapi. "Tentukan mana yang positif dan mana yang negatif," dia menyarankan, "dan pertimbangkan perbedaannya. Dapatkah Anda hidup dengan yang negatif? Ini akan membantu Anda menghadapi kegagalan.

5.Bersedia untuk berubah. Dua puluh tiga tahun yang lalu, Bill Moores adalah seorang pecandu minuman keras berumur 28 tahun yang menganggur dan telah menjalani 50 pekerjaan setelah tamat SMA. Kemudian dia mendapatkan dirinya dalam unit rehabilitasi alkohol di Cleveland. "Saya membuat setiap orang di sana kerepotan, terutama seorang tua ini. Akhirnya, pasien lainnya mengatakan kepada saya supaya tidak mengganggu orang itu. 'Kau orang pertama yang kutemui dan begitu brengsek sehingga tidak seorangpun menyukaimu,' katnya pada saya."
Komentar ini mengetuk hati Bill. "Tiba-tiba saya sadar," katanya, "bahwa sayalah orang yang harus mengurus diri saya sendiri, dan bahwa saya punya kekuatan untuk berubah. Pada saat itu juga saya bertekad untuk berhenti minum minuman keras dan membuat diri saya berarti."
Bill masuk program alkoholisme. Kemudian dia mendapat pekerjaan sebagai salesman dan membuktikan bahwa dia bisa bertahan tanpa minuman keras dan sanggup bekerja keras. Pada tahun 1983 dia menjadi direktur dan pemilik perusahaan investasi real-estate bernilai $3 juta. Dia juga punya istri dan keluarga yang dulu dikiranya tidak akan bisa dicapai - semua ini karena dia bertekad bahwa dia bisa berubah dan bahwa kesepatan kedua mungkin terjadi. "Saya tidak ingin menukarkan apa pun yang pernah terjadi dalam hidup saya," kata Bill sekarang, "tidak satu pun dari rasa sakit yang saya alami, sebab hal itu membantu saya melihat bahwa tidak ada batas terhadap apa yang bisa kita lakukan, asalkan kita bersedia berubah."
Kita semua pernah kenal dengan tukang mengeluh yang kronis, yang meratapi pekerjaan mereka, perkawinan mereka atau kehidupan pada umumnya. Tetapi saya tidak pernah melihat ada tukang mengeluh seperti itu yang melakukan sesuatu yang konstruktif untuk mengubah apa yang membuat mereka tidak bahagia. Mendapat kesempatan kedua berarti bahwa kita yakin berubahan bisa kita raih - dan bahwa kita akan memetik keuntungan dari perubahan itu.

6. Jangan mau menerima jawaban tidak - bahkan dari diri Anda. Seorang wanita dari Kansas City pernah menceritakan kepada saya bagaimana dia menderita karena rasa malu yang dirahasiakannya: dia adalah seorang dewasa yang buta huruf. Setelah anak perempuannya lahir, rasa malu wanita ini makin meningkat. Sebagai seorang ibu dia tidak bisa membacakan buku kepada anaknya! Kemudian dia melihat iklan TV untuk program pemberantasan buta huruf lokal. "Mula-mula saya begitu takut untuk ikut ambil bagian," katanya mengakuinya. Tetapi akhirnya dia mengatasi rasa takutnya diketahui umum, dan dengan jari gemetar dia memutar telepon. Dia tidak mau menerima jawaban tidak - bahkan dari dirinya sendiri.
"Alangkah jauh berbeda segala-galanya sekarang!" katanya, setahun setelah memulai pelajarannya. "Saya bisa membacakan cerita kepada anak saya, dan saya tidak takut lagi kalau surat-surat dari pos datang."
Saya teringat kepada sebuah poster dari masa bertahun-tahun yang lalu: "Kau tidak bisa menyeberangi jurang dengan langkah setengah-setengah." Pada beberapa tempat, kita harus melompat. Joyce Brothers menyebut ini "bujukan untuk komitmen total". Dan sesuatu yang hebat akan terjadi begitu kita melakukan komitmen ini. Kita mulai melihat pemecahan, menemukan cara dan sarana yang sebelumnya tidak tertangkap oleh perhatian kita. Dalam The Big Swich, buku karyanya mengenai perubahan karier ini, Rochelle Jones menekankan: "Kalau kau bisa memimpikannya, mulailah. Kalau kau bisa membayangkannya, teruskanlah. Komitmen dan bayangan (vision) membentuk momentumnya sendiri, yang mendatangkah akhir yang berhasil."

Hidup ini penuh dengan kesempatan kedua bagi kita semua, untuk mencapai hasil dalam apa yang kita lakukan, untuk mengubah kegagalan menjadi sukses melalui sesuatu usaha baru atau sikap yang berbeda. Kita tidak perlu membatasi diri sendiri. Yang kita perlukan untuk menghadapi kesempatan kedua adalah kemampuan mengenalinya dan keberanian untuk bertindak.


~ Barbara Bartocci ~

Rabu, Februari 25, 2009

Garam dan Telaga

Suatu ketika hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi,
datanglah seorang anak muda yangs edang dirundung masalah. Langkahnya gontai dan
air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segengam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “cobaminum air ini, dan katakan bagaimana rasanya..”ujar pak tua itu.
“asin. Asin sekali!” jawab sang tamu sambil meludah kesamping.
Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya untuk berjalan ketepi telaga didalam hutan dekat tempat tinggalnya. Pak tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk aduk dan tercipta
riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah.” Saat tamu itu selesai mereguk air itu, pak tua berkata lagi “Bagaimana rasanya?”
“biasa saja. Segar..” jawab tamunya.
“apakah kamu merasakan garam dalam air itu?” tanya pak tua lagi. “tidak” jawab sai anak muda.

Dengan bijak pak tua mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

“tapi kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dada mu menerima semuanya.
Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

“Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Selasa, Februari 24, 2009

Fokus pada Masalah atau pada Solusi

Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam dua kasus di bawah ini:

1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun yang kosong. Dengan segera para pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan.

2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu decade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.
Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia? Mereka menggunakan pensil!

Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah. "Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa. Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya."

Senin, Februari 23, 2009

Menikmati Kesulitan dan Tantangan

Kekuatan tidak didapat dari duduk santai dan pekerjaan gampangan. Kita bisa menanyakannya kepada para olahragawan, atlet binaraga misalnya. Segalanya datang dari kesulitan dan tantangan. Para atlet binaraga tahu bahwa mereka harus menempa semua otot mereka agar bertumbuh. Dan sama dengan hal itu, karakter kita akan ditempa dengan kesulitan yang kita temui.

Tanpa kesulitan, kita tidak akan mengenal kenikmatan, apalagi menikmatinya. Kesulitan dalam hidup, hanyalah agar kita lebih mengenali kenikmatan hidup. Setiap rintangan yang berhasil diatasi, akan membuat kita menjadi lebih kuat. Setiap tantangan yang kita lewati, menghasilkan kegembiraan yang lebih sempurna.

Tantangan memberi kita tugas untuk dikerjakan.

Bayangkan betapa keringnya hidup bila segala sesuatu muncul begitu saja saat kita inginkan. Hargailah masa susah, karena masa itu berlimpah kesempatan. Bangkitlah menghadapi tantangan pahit, dan hidup kita akan terasa manis.

Tahukah Kita.??

Nelayan-nelayan Jepang menggunakan bantuan burung Kormoran hidup untuk menangkap ikan. Kormoran adalah jenis burung laut pemakan ikan dengan kaki berselaput dan memiliki paruh berkantung seperti pelikan. Para nelayan Jepang kerap menjepit sayap Kormoran dan membawa kira-kira 10 hingga 12 ekor Kormoran dalam sebuah perahu kecil, selain diikat dengan tali, leher Kormoran dipasangi cincin kecil terbuat dari logam yang pas dengan ukuran leher Kormoran.

Kormoran selanjutnya dilepas untuk menangkap ikan. Saat ikan didapat, Kormoran tidak bisa menelannya karena ikan yang didapat tidak bisa melewati lehernya yang dijepit cincin logam. Saat itulah nelayan menarik Kormoran, lalu membuka mulutnya dan mengambil ikan di dalamnya, untuk selanjutnya melepas Kormoran kembali menangkap ikan. Kormoran akan terus menyelam dan menangkap ikan walau akhirnya ikan itu akan selalu diambil oleh nelayan.

Sabtu, Februari 21, 2009

Cinta dan Kehidupan

Plato bertanya akan cinta dan kehidupan …

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya? Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan
tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” .

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja,dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”.
Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan
berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,”Apa itu perkawinan?
Bagaiman a saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu
menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa
saja.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”
Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku
lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”

NOTE
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan… tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.

Pernikahan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kita mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk
mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kita dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan pernikahan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya

Jumat, Februari 20, 2009

Kepribadian yang Disukai

Beberapa kepribadian yang disukai baik pria ataupun wanita:

1. Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Beda dgn rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan drpd keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya
sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran jiwa dapat dilihat dr kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empati adalah sifat yg sangat mengagumkan. Orang yg berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Sumber : Internet

Kamis, Februari 19, 2009

Belajar Hal Baru

Ada dua sikap yang sangat ekstrim yang perlu kita hindari agar kita bisa mengembangkan diri dengan tepat. Yang pertama adalah sangat menggantungkan diri kepada bakat. Ciri orang seperti ini ialah saat harus keluar zona nyaman, dia akan mengatakan, “Saya tidak berbakat.” Sikap yang kedua ialah mencoba mempelajari semua hal dan berharap menjadi ahli pada segala hal. Lalu sikap seperti apa yang benar?

Konsep NLP mengatakan bahwa tidak ada yang namanya bakat. Jika kita melakukan persis seperti yang dilakukan oleh orang lain, maka kita akan menghasilkan hasil yang persis sama. Yang dimaksud persis sama bukan hanya apa yang harus dilakukan tetapi juga bagaimana melakukannya. Oleh karena itu dalam konsep NLP dikenal dengan apa yang disebut model dan sub model. Yang perlu diketahui bahwa pemodelan ini bukan hanya pada aktifitas fisik, tetapi juga pada aktivitas pikiran dan emosi.

Terlepas konsep ini benar atau tidak, berbagai kasus sudah dibuktikan oleh para ahli NLP. Banyak contoh-contoh menakjubkan yang ditunjukan oleh ahli NLP seperti Anthony Robbins yang memperkuat pernyataan bahwa bakat itu tidak ada. Anda bisa mengasai keterampilan apa pun jika Anda tahu caranya secara persis. Meski ada juga hal-hal yang menunjukan bahwa ada suatu keterampilan atau kecerdasan bawaan, namun konsep ini bisa menjadi motivasi kita untuk mempelajari hal baru. Saat Anda tidak bisa mempelajari hal baru, kemudian gagal, jangan menyerah dulu, mungkin cara belajarnya saja yang salah.

Robbins yang bukan seorang militer tetapi bisa mengajarkan para penembak jitu di militer, caranya dengan mempelajari model dari penembak yang sudah mahir. Seorang siswa yang “bodoh” di sekolah menjadi sangat jenius setelah menemukan cara belajar yang dibimbing oleh Robbins. Hal ini harus menjadi mindset bagi kita bahwa kita sangat mungkin (jika tidak dikatakan pasti) untuk menguasai hal baru. Mulai saat ini, kita tidak perlu lagi mengatakan, “Saya tidak berbakat.”.

Namun hal ini bukan berarti kita bisa mempelajari dan menguasai semua hal. Bukan berarti kita tidak bisa menguasai hal baru karena kemampuan kita, tetapi kita tidak bisa menguasai semua hal karena sumber daya kita yang terbatas, terutama waktu. Waktu kita hanya 24 jam sehari, tidak ada yang punya lebih. Bisa mempelajari hal baru adalah motivasi bagi kita untuk menguasai satu hal baru, apa pun itu sesuai dengan minat dan keperluan kita.

Agar kita bisa menguasai secara penuh dan masuk ke jajalan 10% terbaik di dunia, kita perlu fokus menguasai satu hal. Anda perlu menjadi spesialis agar menang dalam persaingan. Kita tidak akan bisa menguasai segala hal (bukan karena kemampuan Anda) karena sumber daya kita terbatas. Jika sumber daya kita terbagi-bagi kepada berbagai hal, setiap bagian akan mendapatkan porsi kecil sehingga tidak akan optimal.

Namun fokus bukan alasan tidak mau beranjak dari status quo Anda saat ini. Fokus bukan alasan agar kita tetap berada di zona nyaman, tidak mau beranjak ke zona baru. Jika Anda ingin meningkatkan kualitas diri dan hasil yang dicapai, maka Anda perlu meningkatkan kemampuan Anda dan mempelajari satu hal baru lagi yang hanya akan menunjang keberhasilan Anda. Artinya Anda perlu keluar zona nyaman. Peluang baru memerlukan keahlian baru, keahlian baru akan menghasilkan peluang baru.

Rabu, Februari 18, 2009

Bertahan

Di sebuah daerah terpencil di pinggiran kota, ada seorang guru muda yang sudah cukup lama mengabdi sebagai pengajar di sebuah Sekolah Dasar Terpadu. Gajinya tidaklah terlalu besar, masih di bawah standar UMR daerah tersebut. Sebagai seorang wali kelas, tugasnya tampak lebih berat dan full setiap harinya. Bahkan tugas -tugas administrasi kelas pun membuatnya selalu lembur. Pada awalnya, dia menikmati semua itu. Besar kecil nya gaji tak membuatnya pasrah, ia tetap bersemangat dengan memendam harapan akan adanya kehidupan yang lebih baik baginya kelak.

Namun, sebagai mana manusia pada umumnya, keletihan dan ketidak puasan pasti datang seiring berjalannya waktu. Perbaikan standar gaji tak juga diterimanya. Sedangkan dia harus membiaya hidupnya sendiri yang semakin hari semakin membengkak. Gaji tak bisa lagi menutupi kebutuhan hidup, sedangkan dia sama sekali tidak menyukai sesuatu yang gratis atau hanya bergantung pada pemberian orang.

Maka dia pun menambah aktivitas yang bisa menghasilkan pemasukan tambahan. Dia berjualan baju di pasar setiap hari libur, dan mengajar anak TK sesudah mengajar di SD, sampai malam. Begitulah setiap harinya. Tak ada waktu untuk berleha -leha. Agar bisa tetap bertahan.

Sampai akhirnya sampai ia pada batas kelelahannya. Ia sering mengeluh pada teman dekatnya. Ia ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik; tentunya secara finansial maupun iklim kerja. Lalu ia pun mulai bergerilya lagi, melamar pekerjaan ke tempat lain. Ia bertekad untuk pindah dari sekolah itu, meskipun berat rasanya meninggalkan anak -anak yang diajarnya.

Kemudian, pada suatu hari, saat ia masuk kelas tiba -tiba suasanan begitu sunyi. Anak -anak yang biasanya ramai menyambutnya tidak tampak satupun. Dan, itulah, tiba -tiba beberapa orang anak memeluknya dari belakang sambil berkata; “Ibu, selamat ulang tahun!” mereka mencium telapak tangannya. Diikuti seluruh anak yang diajarnya. Mereka memasang sebuah karton besar di kelas yang ditulisi ucapan selamat ultah oleh seluruh anak.

Guru itupun tak kuasa menahan air matanya. Dia menangis sambil jongkok di depan kelas. Anak -anak itu satu persatu menyerahkan bingkisan hadian ulang tahun dan selembar surat.

Di rumahnya, guru itu membuka surat -surat cinta itu dan membacanya sambil menangis. Terutama saat membaca, “Ibu, tak ada yang bisa kuberikan selain ucapan ini. Selamat ulang tahun ibu guru. Terima kasih karena telah begitu baik mengajari kami selama ini. Terima kasih atas segala yang telah ibu berikan. Kami mencintai ibu”

Keesokan harinya, guru itu berkata pada temannya, bahwa dia tidak jadi pindah kerja. saat ditanya alasannya, guru itu menjawab, “aku punya anak -anak. aku belum bisa meninggalkan mereka. belum saat ini”

NOTE :

Di saat kenyataan hidup begitu sulit sehingga kita merasa tak bisa memikulnya lagi, apa yang bisa membuat anda bangkit kembali untuk mencoba bertahan? Lalu terus berjuang? Apa yang bisa membuat kita tetap bertahan di jalan ini?

Satu hal yang pasti, keyakinan yang kuat, bahwa sesulit apapun hidup ini, kita pasti bisa melewatinya. Karena kita tak pernah sendirian. Alloh bersama kita, Dia akan memberi kekuatan melalui doa kita. Itulah yang membuat kita bisa tetap bertahan.

Lalu, kehadiran orang –orang yang mencintai kita. Terkadang hal -hal yang dianggap sepele, bisa membuat kita bertahan. Bertahan, dan terus bertahan. Perhatian, doa, dan cinta dari orang -orang terdekat, adalah salah satu sumber kekuatan kita. Kita merasa berarti, merasa dicintai, dibutuhkan, sehingga kita mengerahkan segenap energi kita untuk melanjutkan hidup. Melanjutkan perjuangan, yang tak akan pernah ada ujungnya sampai kita mati.

Sebab kuat itu bukan pada saat kita bisa mendapatkan, namun saat kita bisa memberi. Kuat bukan saat kita bisa memenangkan segala kompetisi dalam hidup, tapi saat kita jatuh lalu bangkit kembali untuk bertahan dan melanjutkan perjuangan.

Selasa, Februari 17, 2009

Cara Menghilangkan Kuatir

Khawatir adalah salah satu perusak emosi. Emosi negatif pada khawatir begitu kuat, sehingga alih-alih menghilangkan apa yang dikhawatirkan, justru akan menarik apa yang kita khawatirkan lebih banyak lagi. Banyak yang bertanya kepada saya, bagaimana cara menghilangkan kekhawatiran? Saya menemukan suatu metode, yang bisa Anda coba untuk terapkan dalam menghilangkan khawatiran Anda.

Metode tersebut disebut metode opsi, suatu metode yang sederhana tetapi sudah terbukti ampuh dalam menghilangkan berbagai emosi negatif atau ketidakbahagiaan, dikembangkan oleh Mandy Evans. Pada kali ini, saya menyesuaikan metode ini khusus untuk menghilangkan rasa khawatir, sesuai dengan berbagai pertanyaan yang masuk ke inbox saya.

Metodenya cukup sederhana, dibawah ada daftar pertanyaan yang harus Anda jawab dengan jujur dan terbuka. Mungkin Anda tidak bisa meraih hasil hanya dengan satu kali sesi opsi, tetapi bisa berkali-kali. Anda bisa menjadikan sebagai jurnal harian. Setiap hari, lakukan sesi opsi dan tuliskan jawabannya pada diari Anda. Penulisan ini akan memberikan hasil yang lebih optimal.

  1. Apa yang Anda khawatirkan saat ini?
  2. Mengapa? Jelaskan alasan mengapa Anda khawatir?
  3. Apa yang akan terjadi jika Anda khawatir tentang hal tersebut?
  4. Anda percaya hal tersebut akan terjadi?
  5. Mengapa Anda percaya hal tersebut akan terjadi?
  6. Apa yang akan terjadi jika Anda TIDAK khawatir?

Mungkin, Anda akan melihat bahwa pertanyaan no 3 terasa janggal. Pertanyaan ini akan menemukan akibat dari kekhawatiran Anda sendiri. Bisa jadi, setelah menjawab no 3 ini, sudah mulai menghilangkan rasa khawatir Anda. Karena Anda sadar akibat dari kekhawatiran Anda. No 4 dan 5 memperjelas jawaban no 3, sedangkan no 6 adalah kebalikan no 3 untuk melihat kekhawatiran Anda dari sisi lain.

Silahkan Anda coba. Mudah-mudahan berhasil.

Minggu, Februari 15, 2009

Akal Manusia

Ada seekor kerbau yang setiap pagi dibawa oleh seorang anak penggembala yang masih kecil menuju sawah untuk dibajak. Jika tidak ada pekerjaan, kerbau itu oleh penggembala dibawa ke daerah yang banyak rumputnya. Kemana pun kerbau itu dibawa selalu saja nurut kepada majikannya yang seorang anak kecil.

Suatu saat, saat si kerbau sedang sendirian, ada seekor harimau menghampiri kerbau itu. Si harimau berkata kepada kerbau,

“Hey kerbau, saya sudah beberapa hari mengamati kamu. Kamu selalu nurut saja dibawa-bawa atau disuruh-suruh oleh majikan kecilmu. Manusia majikanmu itu sangat kecil dibanding kamu, kenapa tidak kamu tubruk saja, pasti dia terpental jauh atau mati. Kamu jadi bebas seperti saya, bebas kemana pun saya mau.”

“Saya takut kepada anak kecil itu”, jawab si kerbau.

“Ha ha ha, dasar bodoh kamu. Masa badan kamu yang besar takut kepada anak kecil?” ejek si harimau sambil menertawakan.

“Kamu juga akan takut jika kamu mengetahui kelebihan manusia” kata si kerbau menjelaskan.

“Apa sih kelebihan manusia itu, koq bisa membuat kamu takut?” tanya si harimau penasaran.

Tidak lama kemudian, anak penggembala tersebut datang. Langsung saja si harimau menyapanya.

“Hey anak manusia!! Kata si kerbau kamu mempunyai kelebihan yang membuat dia takut. Apa itu?”

Anak pengembala itu menjawab, “Saya sebagai manusia diberikan kelebihan oleh Pencipta, yaitu berupa akal yang tidak dimiliki oleh makhluq lainnya”

“Akal itu apa, boleh saya melihat akal kamu? Jika kamu tidak menunjukkan, saya akan memakan kamu.” tanya harimau sambil mengancam.

“Wah saya tidak bisa memperlihatkannya, karena akal saya tertinggal di rumah”

“Kalau begitu kamu ambil dulu.” kata si harimau dengan nada mendesak.

“Saya bisa saja mengambilnya, tetapi percuma. Kamu akan lari.” Jawab pengembala tidak mau kalah.

“Saya janji, saya tidak akan lari” kata harimau dengan percaya diri.

“Sekarang kamu berkata demikian, setelah melihat saya membawa akal, kamu pasti lari. Bagaimana kalau kamu saya ikat? Supaya kamu tidak lari nanti.”

“Setuju” jawab harimau.

Kemudian si anak penggembala tersebut mengikat harimau tersebut di sebuah pohon. Bukan saja tidak bisa lari, tetapi sampai tidak bisa bergerak leluasa. Setelah mengikat si anak pun pergi.

Kerbau yang mengamati dari tadi tertawa, melihat nasib harimau.

“Sekarang kamu bisa apa?” tanya si kerbau. Harimau tidak bisa menjawab, dia panik dan ingin melepaskan diri tetapi tidak bisa.

“Itulah akal manusia, he he” kata si kerbau sambil pergi mengikuti majikannya.

Jumat, Februari 13, 2009

Renungan seorang teman

Kubur sertiap hari menyerukan manusia sebanyak 5 ( lima ) kali :


1. Aku rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Qur'an
2. Aku rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu shalat malam.
3. Aku rumah yang penuh dengan tanah dan debu, maka bawalah amal sholeh yang menjadi
hamparan.
4. Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah bacaan "Laa illahailallah,
Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat jawaban kepadanya.

Empat
jenis racun dan empat penawarnya :
1. Dunia itu racun, zuhud itu obatnya.
2. Harta itu racun, zakat itu obatnya.
3. Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir itu obatnya.
4. Seluruh umur itu racun, Ramadhan itu obatnya.

Nabi Muhammad S.A.W bersabda :
Ada 4 dipandang sebagai 'Ibu' yaitu :
1. Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN.
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA.
3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.
4. Ibu dari segala CITA-CITA adalah SABAR.

Kamis, Februari 12, 2009

Berjalanlah lebih lambat

Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap.

Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise. Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu.

Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.

“Buk….!”

Aah…, ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.

“Cittt….” ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.

“Apa yang telah kau lakukan!? Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!” Lihat goresan itu”, teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu.

“Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos dibengkel untuk memperbaikinya.
“Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu.

Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf.

“Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.”

Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun.

“Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti….”

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi.

“Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolongku. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan..” Kini, ia mulai terisak.

Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu.

“Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya.”

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam.

Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak yang sedang mengerang kesakitan.

Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera dia berjalan menuju lelaki tersebut, di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya.

Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.

“Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan Bapak.”

Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores oleh lemparan batu tersebut, sambil merenungkan kejadian yang baru saja di lewatinya.

Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya.

Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat:

“Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”

Saudaraku, seperti kendaraan, hidup akan terus melaju dari waktu ke waktu. Detik-detik berlalu menyeret kita ke akhir hidup ini.

Dan kita adalah pengusaha muda tadi. Kita fokus dengan apa yang kita kejar. Kita nikmati hasil usaha kita sendiri. Kita bahagia sendirian. Kita pacu kendaraan kita dengan cepat. Kita injak pedal hidup kita dengan mantap untuk meraih tujuan di depan kita secepatnya. Hingga tak jarang kita lupa sekeliling kita.

Saat kita melaju ada banyak hal yang terjadi di kanan kiri kita. Banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran. Banyak hal yang sebenarnya adalah peringatan buat kita. Namun, kita melaju terlalu cepat. Kita terlalu fokus terhadap keinginan kita. Hingga kita lupa segalanya.

Saudaraku, Allah tak pernah berhenti berbicara kepada kita. Dia berbicara lewat lidah orang-orang sekeliling kita. Ia berbicara lewat kejadian-kejadian di alam semesta. Bahkan, ia berbicara langsung kepada nurani kita. Namun, seringkali kita terlalu sibuk dengan diri kita dan tak punya waktu untuk sejenak mendengar ujaran-Nya. Maka dengarkanlah firman-Nya ini:

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar,

dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang berkata “Kami mendengarkan”, tapi sebenarnya mereka tidak (mau) mendengar.

Sesungguhnya seburuk-buruknya mahluk di sisi Allah ialah; orang-orang yang bisu dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.

kalau Sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. dan Jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (Q.S. Al-Anfal 20-24)

Sudahkah kita berusaha memfungsikan pendengaran kita dengan sebaik-baiknya? Sudahkah kita mendengar firman-firman Allah dalam al-Quran? Atau suara-suara panggilan yang hendak meminta bantuan kita? Atau ajakan-ajakan agar kita lebih peduli kepada sekeliling kita? Ataukah kita akan tetap melaju cepat sampai seseorang melemparkan batunya ke arah kita? Atau sampai Allah sendiri yang melemparkan batu-Nya?

Sudah selaraskah hidup kita dengan hidup orang-orang di sekeliling kita? Mungkin, kita telah menjadi orang yang terbaik bagi diri kita sendiri. Namun, sudahkah kita menjadi orang yang terbaik bagi orang-orang di sekeliling kita? Bagi orang-orang di sekitar kita.

Saudaraku, sudah terlalu banyak orang-orang egois di negeri kita. Sudah terlalu banyak orang-orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Sudah terlalu banyak orang yang memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri. Maka, janganlah kita menambah jumlah mereka.

“Strongman stand for his life, but the stronger stand for others.”

Saudaraku, orang kuat adalah orang yang mampu berdiri sendiri dan menanggung beban hidupnya sendiri. Ia adalah orang yang tak menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Namun, ada yang lebih kuat dari orang kuat. Mereka adalah orang-orang yang mampu menanggung beban hidup orang lain.

Saudaraku, berjalanlah lebih lambat…! Siapa tahu ada orang yang membutuhkan pertolongan kita. Siapa tahu ada orang yang hendak memberikan kebaikan kepada kita. Siapa tahu kita menemukan sesuatu yang berharga untuk kita bawa ke hadapan Allah swt.

Senin, Februari 09, 2009

Masalah itu Tantangan untuk Maju

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

MASALAH adalah TANTANGAN tuk Maju

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah dalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.

Mutiara Kata :

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan yang dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama!

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah msalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjauangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu. Berusahalah terus!

Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah, belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan anda.

Seorang bijak berujar. “Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu.” Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.

Sabtu, Februari 07, 2009

Saya ingin anak saya sekolah Tinggi

Tersebutlah seorang ayah yang memiliki 4 orang anak yang memiliki profesi sebagai kuli bangunan. Sehari-hari pekerjaan tidak jauh dari tembok basah yang kotor ditengah terik matahari. Namun itulah yang dijalani sebab belum ada cara lain untuk menafkahi istri dan keempat anaknya. Niatnya tentu ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tetapi bagaimana bisa dengan pendidikan yang hanya sekolah dasar hanya bisa untuk pekerjaan kasar.

Suatu waktu ada pekerjaan membangun sebuah rumah yang dekat dengan SMA. Tentu saja anak-anak sekolah sering kali terlihat saat masuk kelas, keluar kelas, atau kegiatan di luar kelas seperti bermain bola basket. Sang Ayah sering mengamati anak-anak sekolah tersebut sehingga munculah pertanyaan di dalam hatinya, “apakah anak-anaku bisa sekolah seperti mereka?”

Pertanyaan tersebut terus diingat. Setiap langkahnya selalu diiringi oleh pertanyaan tersebut, bisakah anak-anaku sekolah tinggi? Bisakah mereka sekolah lebih tinggi dariku? Bisakah mereka memiliki kehidupan yang lebih baik dariku? Saking mendalamnya, dalam setiap perbincangan pun sering kali cita-cita mulia ini tercetus ke dalam mulutnya.

Seperti biasa, komentar positif dan negatif muncul. Ada yang mendukung ada juga yang pesimis. Bukannya mendukung malah mematahkan motivasi sang ayah.

“Jangan memaksakan diri, terima aja apa adanya”.
“Kenapa harus susah payah? Dengan pendidikan seperti ini pun kita masih bisa hidup?” kata salah seorang saudaranya yang sama-sama seorang kuli bangunan dan juga berpendidikan lebih rendah.

Namun sang Ayah memiliki tekad yang kuat. Biarlah banyak orang yang mengatakan sesuatu tidak mungkin, sebab yang menentukan ialah Allah. Jika Allah menghendaki, maka segala sesuatu akan terjadi, tidak ada yang tidak mungkin. “Laa haula wa la quwwata illa billah” inilah kalimat yang selalu menjadi pegangan dalam upayanya meraih cita-citanya.

Waktu pun dilalui dengan kerja keras, tidak pernah menyerah, dan berserah diri kepada Allah saat menemui kesulitan. Alhamdulillah karirnya di dunia bangunan ada peningkatan. Mungkin, naiknya karir ini akibat memiliki motivasi yang sangat tinggi sehingga bekerja dengan penuh dedikasi. Dari mulai seorang helper, kemudian menjadi tukang (ahli), dan akhirnya menjadi seorang mandor dan pemborong. Saat itu anak terbesar sudah menginjak bangku SMA.

Namun Allah menghendaki hal yang lain, manajemen tempatnya bekerjanya mengalami rotasi kepemimpinan. Pemimpin yang baru mengeluarkan berbagai kebijakan yang sangat menekan bawahannya sehingga akhirnya sang Ayah mengundurkan diri. Beralih membangun sebuah bisnis yang tidak bertahan lama sebab ditipu oleh mitra kerjanya. Kehidupan pun kembali sulit, padahal saat itu anak-anaknya sudah menginjak bangku kuliah.

Namun sulitnya hidup tetap dijalani dengan tetap bekerja keras dan banyak berdoa. Tahajudnya rajin sekali. Waktu malam sering kali dihabiskan oleh berdzikir dan berdoa. Waktu siang, tetap bekerja keras ditengah tenaga yang mulai berkurang serta kesehatan yang mulai terganggu. Namun semuanya dijalani dengan teguh dan tetap memegang kalimat “Laa haula wa la quwwata illa billah”. Semuanya tidak sia-sia. Cita-citanya tercapai. Semua anaknya mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan tiga dari empat anaknya mengenyam bangku kuliah.

Meski sang ayah saat kini sudah tiada, tetapi meninggalkan sebuah warisan yang tidak akan pernah habis bagi anak-anaknya. Bukan harta, sebab hartanya habis untuk menyekolahkan anak-anaknya tetapi sebuah pelajaran akan keteguhan dalam meraih cita-cita.

Jangan pernah menyerah!

Rabu, Februari 04, 2009

Renungkan....

KENAPA AKU DIUJI?
Surah Al-Ankabut ayat 2-3

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?
Surah Al-Baqarah ayat 216
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
Surah Al-Baqarah ayat 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

RASA FRUSTASI?
Surah Al-Imran ayat 139
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?
Surah Al-Imran ayat 200
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung

Surah Al-Baqarah ayat 45
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,

APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?
Surah At-Taubah ayat 111
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
Surah At-Taubah ayat 129
Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal

AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!
Surah Yusuf ayat 87
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

Surah An-Nisaa’ ayat 86
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.

Minggu, Februari 01, 2009

Berpikir seperti Superman

Berpikirlah seperti Superman?

Apakah kedengaran main-main?

Siapa Superman itu?

Anda mungkin mengenal Superman sebagai seorang super hero dari komik atau film yang sangat populer. Disebut superman sebab dia memiliki kekuatan super untuk melakukan berbagai hal yang melebihi kekuatan manusia pada umumnya. Berpikir seperti Superman meskipun seperti bercanda atau main-main, tetapi jika kita melakukannya dengan cara yang benar, maka akan mengubah hidup Anda. Ada penjelasan ilmiah tentang ini.

Superman yang dimaksud disini bukan hanya Superman dalam tokoh film atau komik saja. Namun semua manusia-manusia super yang bisa kita jadikan idola. Mulai dari bidang agama, bisnis, karir, politik, sosial, dan sebagainya. Misalnya, untuk bidang bisnis, Anda bisa menjadikan Abdurrahman bin ‘Auf, Bill Gates, Donald Trump, dan pebisnis hebat lainnya sebagai superman. Untuk bidang politik, kita bisa menjadikan Umar bin Abdul Aziz sebagai superman kita. Dan satu lagi, selain superman, Anda juga boleh memiliki “superwomen”.

Mengapa harus berpikir seperti manusia super? Apa manfaatnya? Apakah ini hanya sebuah hayalan semata?

Coba kita lihat dari sisi ilmiah. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli pikiran Dr. Deepak Chopra bahwa dalam pikiran kita ada yang disebut dengan Neuro Peptides. Suatu molekul emosi dalam diri kita. Suatu molekul yang sangat berhubungan dengan kondisi emosi kita, seperti cinta, marah, bahagia, benci, dan sebagainya.

Ternyata, molekul tersebut tidak hanya berada di otak saja, tetapi ada juga di seluruh tubuh kita. Dan, menurut Deepak, molekul tersebut memiliki suatu kecerdasan atau suatu mekanisme tertentu yang luar biasa. Deepak menyebutkan kalau molekul ini bisa “berpikir”. Tentu saja, kemampuan berpikir molekul tersebut tidak seperti kemampuan otak kita, mereka seperti robot pintar yang bisa melakukan hal-hal tertentu tergantung dari perintah yang diberikan.

Perintah itu diberikan oleh pikiran kita. Molekul tersebut akan merespon apa dikatakan oleh pikiran kita. Mereka akan bertingkah persis seperti yang kita perintahkan. Konsep ini menjelaskan bagaimana kondisi emosi akan mempengaruhi tubuh dan kondisi tubuh akan mempengaruhi emosi seperti yang dijelaskan dalam teknologi pengembangan diri NLP dan Psycho-Cybernetics. Emosi dan tubuh saling mempengaruhi.

Saat kita memikirkan sesuatu yang super, maka molekul-molekul dalam tubuh kita akan menangkap sinyal super dalam pikiran kita dan mereka akan bertingkah super dalam tubuh kita. Jika kita berpikir seperti superman yang kuat, maka tubuh kita akan menjadi lebih kuat. Jika kita berpikir seperti superman yang percaya diri, maka seluruh sel yang ada dalam tubuh kita akan mendukung kepercayaan diri kita.

Entah Anda percaya atau tidak dengan Law of Attraction atau kekuatan berpikir positif, kebiasaan berpikir positif akan membawa manfaat bagi Anda. Untuk kesehatan, untuk keuangan, untuk mental Anda, untuk hubungan Anda, dan berbagai manfaat lainnya. Bahkan, menurut Napoleon Hill, kita seolah bisa meminjam pikiran orang-orang super tersebut jika kita berpikir seperti mereka. Bayangkan Anda bisa menjadi kreatif seperti Leonardo da Vinci. Anda bisa pandai bertransaksi seperti Donald Trump, dan Anda bisa menjadi pandai menjual seperti Andurrahman bin ‘Auf.