Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Khalifah ‘Umar)

Telah berkata Abdullah bin Aun Al-Bashri Rahimahullah:
“Jika hawa nafsu telah menguasai hati, maka seseorang akan menganggap baik sesuatu yang buruk”

Jumat, Maret 27, 2009

Gentong Emas

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Seorang laki-laki membeli sebidang tanah dari laki-laki lain. Laki-laki pembeli tanah itu menemukan gentong berisi emas di tanah tersebut. Pembeli berkata kepada penjual, 'Ambillah emasmu dariku. Aku hanya membeli tanah darimu dan tidak membeli emasmu.'Pemilik tanah sekaligus penjual menjawab, 'Aku menjual tanah dengan apa yang ada padanya kepadamu.' Lalu keduanya berhakim kepada seorang laki-laki. Hakim tersebut bertanya, 'Apakah kalian berdua mempunyai anak?' Salah satu menjawab, 'Aku mempunyai anak laki-laki.' Yang lain menjawab, 'Aku mempunyai anak perempuan.' Pengadil berkata, 'Nikahkan anak laki-lakimu dengan anak perempuannya. Infakkan kepada keduanya dari harta itu dan bersedekahlah.'"

Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan kepada kita tentang dua orang laki-laki di mana salah seorang dari keduanya membeli tanah dari yang lain dan menemukan gentong yang berisi emas. Kedua orang ini memang aneh. Biasanya orang–orang berebut untuk mendapatkan emas itu. Maka, keduanya akan saling mengklaim bahwa dialah pemiliknya agar bisa meraup emas itu ke dalam pangkuannya. Karena, kalau dia sebagai pembeli, maka dia telah membeli tanah dan apa yang ada padanya. Dan kalau dia sebagai penjual, maka dia hanya menjual tanah, bukan emas.

Kecintaan pada harta (emas, perak, dan lain-lain) tertanam dalam jiwa manusia. "Dijadikan indah pada (pandangan)manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang…"(Ali Imran:14).

Kecintaan kepada harta bisa mendorong manusia untuk saling iri, memusuhi, dan beradu punggung. Ia bisa pula mendorong mereka kepada menghalalkan kehormatan, menumpahkan darah, dan bersengketa demi mendapatkan harta orang dengan cara yang batil.

Allah telah memberitahu kita bahwa penyakit memakan harta dengan cara yang batil ini juga menyerang orang-orang yang memikul wahyu-Nya dan berdiri di atas syariat-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah." (At-Taubah:34).

Jelas sekali bahwa kedua orang ini adalah orang-orang yang shalih dan wara'. Iman yang kuat, taqwa dan keshalihan biasanya tersimpan di balik zuhud dalam urusan harta. Lebih-lebih, jika harta itu haram atau pemiliknya tidak yakin bahwa harta itu miliknya. Orang-orang yang shalih lagi bertaqwa menyadari bahwa harta yang haram membinasakan harta yang halal, mendatangkan murka dan adzab Allah, serta bisa jadi menjadi sebab terjerumusnya ke dalam Neraka. Ditambah lagi bahwa orang-orang yang hartanya mereka ambil akan mengambil kebaikan orang yang mengambil sesuai dengan harta mereka yang terambil. Mereka juga berusaha menunaikan harta kepada pemiliknya. Orang seperti ini sangat banyak tersebar di umat ini lebih-lebih di generasi pertamanya. Para mujahidin datang dengan harta-harta yang besar dan menyerahkannya kepada panglima dan mereka tidak mengambil sedikit pun.

Sebagaimana kisah kedua orang ini adalah sesuatu yang ajaib, begitu pula keputusan hakim di antara keduanya juga lebih unik dan ajaib. Dia menanyakan keturunan masing-masing. Yang pertama menjawab bahwa dia mempunyai anak laki-laki, sementara yang lain menjawab bahwa dia mempnyai anak perempuan. Hakim tersebut menyarankan agar anak laki-laki dan perempuan tersebut dinikahkan, dan keduanya diberi infak dari harta yang ditemukan. Hakim ini dengan keputusannya telah menyambung kedua keluarga dengan tali perkawinan. Tali perkawinan di antara orang-orang baik menguatkan ikatan iman dan merekatkan huubungan di antara orang-orang shalih. Suami-isteri yang shalih adalah keluarga yang shalih dan bisa diharapkan melahirkan keturunan yang shalih pula.

Pelajaran-Pelajaran Dan Faedah-Faedah Hadis

  1. Adanya jual-beli pada umat-umat terdahulu dan syariat-syariat terdahulu. Tidak seperti yang diklaim, bahwa tidak ada hak kepemilikan pada manusia pada zaman dahulu.
  2. Adanya orang-orang shalih yang bertaqwa dan hanya mengambil harta halal, serta menjauhi harta yang haram dalam setiap masa.
  3. Anjuran berhakim kepada ahli ilmu dan pemilik akal jernih yang diharapkan mampu memberi hukum yang benar.
  4. Ketrampilan telah ada sejak dahulu kala. Buktinya adalah gentong dan emas yang ada di dalamnya.
  5. Jika seseorang menemukan harta yang tertimbun yang mungkin diketahui pemiliknya, seperti harta yang tertimbun sejak masa yang belum lama, maka harta itu adalah luqothah. Pemiliknya harus dicari dan harta diserahkan kepadanya. Jika masanya jauh dari pemiliknya tidak diketahui sama sekali, maka itu adalah kekayaan bagi siapa yang menemukannya dan ia memiliknya setelah menyisihkan seperlima darinya.

Selasa, Maret 24, 2009

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak
kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini
bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil
yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin
sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau
boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang
untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu
memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu
kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya
datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya
waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami
membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf
aku pun tak memiliki rumah.

Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata
pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon
apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat
anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon
apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata
pohon apel.”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup
tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah
kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal
yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui
pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf
anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi
untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah
apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon
apel.”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.”Aku
benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang
tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon
apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah
sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar
pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari,
marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

NOTE :
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika
kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita
memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita
akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk
membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah
bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada
kita.

Senin, Maret 23, 2009

Pilihan Hidup....

Sahabat, setiap orang berhak memilih kehidupannya, karena hidup adalah pilihan. Yang perlu kita sadari adalah ketika kita sudah menentukan pilihan kehidupan kita, maka berusahalah menjiwai peran kehidupan tersebut dan menjadikannya pilihan hidup yang dapat membahagiakan kita. Berusahalah menjadikan setiap pilihan kehidupan yang kita jalani menjadi bagian dari kebahagiaan kita.

Sahabat, kalau kita saat ini menghabiskan sepertiga waktu hidup untuk bekerja, berusahalah memberikan makna pada pekerjaan kita sehingga menjadi bagian dari kebahagiaan kita. Kalau kita menghabiskan sebagian hidup dengan berbisnis, maka berusahalah memberi makna perbedaan yang lebih bernilai dalam bisnis kita, sehingga menjadikannya bagian dari kebahagiaan kita. Kalau kita menghabiskan sebagian besar hidup dengan pasangan hidup kita, maka berusalah menjadikan pasangan hidup kita menjadi sumber kebahagiaan kita.

Intinya, apapun pilihan hidup yang sudah kita tentukan, jadikanlah sebagai bagian dari sumber kebahagiaan kita. Kalau kita merasakan tidak bahagia dalam apa yang kita kerjakan saat ini, bagaimana mungkin mengharapkan kebahagiaan dalam realitas kehidupan kita ?

Penting bagi kita memiliki kesadaran untuk memberikan makna perbedaan yang lebih bernilai dalam setiap pekerjaan, hidup maupun bisnis yang kita lakukan saat ini.

Penting bagi kita untuk memberikan nilai yang lebih bermakna dan mulia dalam setiap pilihan hidup yang sudah ditentukan agar menjadikannya sebagai bagian dari kebahagiaan.

Kalau kita menyadari bahwa pilihan pekerjaan dan hidup yang kita lakukan saat ini belumlah memberikan potensi kebahagiaan bagi diri kita, maka segeralah melakukan perubahan. Perubahan dapat diartikan dalam sikap kita, cara berpikir kita, tindakan kita atau dalam pilihan hidup kita. Karena apa yang akan kita hadapi di masa mendatang adalah hasil dari pilihan kita saat ini. Apa yang akan kita lakukan saat ini akan menjadi sebab dari hasil yang akan kita nikmati di masa mendatang. Dengarkan suara hati terdalam dalam menentukan setiap pilihan kehidupan, sehingga apa yang kita lakukan dapat menjadi bagian dari kebahagiaan hidup kita.

Dalam soal kebahagiaan hidup, ada sebuah ungkapan bijak yang pantas kita renungkan adalah,

“Dalam soal menikmati kebahagiaan hidup, sebaiknya jangan hanya menunggu ibu peri yang mengayunkan tongkat ajaibnya untuk memberikan kebahagiaan. Namun kita harus berusaha menjadi ibu peri yang memainkan tongkat ajaib kita sendiri.”

Apakah aktivitas pilihan hidu Anda dalam bekerja, berbisnis telah menjadi sumber kebahagiaan Anda ? Lebih pastinya Anda dapat bertanya demikian, “kalau Anda meninggal hari ini, akankah Anda bahagia dengan cara Anda menghabiskan umur kehidupan selama ini ? Mampukah Anda berdiri dihadapan sang Khalik dan berkata kepada-NYA, akau merasa bahagia karena telah melakukan tugasku dalam kehidupan sesuai amanah yang Tuhan berikan ?

Renungkanlah dan pastikanlah bahwa pilihan hidup anda saat ini telah benar-benar sesuai dengan suara hati Anda. Karena apa yang menjadi kebahagiaan hidup kita, bukanlah tercipta secara kebetulan, melainkan tercipta oleh karena pilihan yang kita tentukan.

Jumat, Maret 20, 2009

Oh..Manusia

Ini cerita atau tamsil mengenai kondisi kita sebagai manusia, Insya Allah ada hikmah/manfaatnya

Telah dtg seorang bijak di hadapan rumah seorang lelaki. Orang bijak itu terkejut apabila mndapati lelaki itu sedang memukul seekor kucing. Orang bijak itu bertanya kpd lelaki tersebut 'Kenapa kamu pukul kucing yg lemah ini??' Jawab lelaki tersebut' Aku telah menjumpainya di sebuah lorong ketika ia dalam keadaan yg tersangat lemah & kedinginan , kemudian aku mengambilnya & memberinya makanan serta minuman.

Aku pelihara sehingga ia benar2 sehat, tetapi sesudah kucing itu sehat ,ia membuang najis/kotoran pada semua tempat di rumahku. Kemudian berkatalah si orang bijak : 'Ini sebenarnya peringatan & tamsilan antara kita dgn Allah. Dia telah memelihara kita sejak dari kecil yg tersangat lemah & dhaif, lalu Allah beri kita makan, pakaian dan segala2nya tetapi setelah begitu banyak kebaikan dan nikmat Allah yg kita rasakan, kita durhaka kepadaNYA dan tidak melaksanakan perintahNYA dan belum ikut cara hidup kekasihnya yaitu Rasulullah . Lihatlah betapa baiknya dan rahmatnya Allah, walaupun kita durhaka kepadaNYA,Dia masih belum menyiksa atau memukul kita dgn azabNYA.'

Kemudian pergilah orang bijak itu dan beristighfarlah lelaki tersebut krn mengenang dosa2nya terhdap Allah. Jika ia lambat diperingatkan oleh orang bijak itu, sudah tentu dipertanggungjawabkn atas kesalahannya di mahkamah Allah kelak krn telah mencoba menyiksa kucingnya...............

Kamis, Maret 19, 2009

Orang Kaya dengan 4 Istri

Suatu Kisah Menarik yang penuh hikmah tentang Pedagang Kaya dengan empat Orang Istrinya.

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.

Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.

Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri." Lalu ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya. "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. "Tentu saja tidak, "jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya. Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku? Istrinya menjawab, Hidup begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku? Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku," ujarnya "Aku tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa. Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku."

Teman, sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini. Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.

Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.

Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan

Rabu, Maret 18, 2009

Senyum dan Khasiatnya

Senyum yang tulus termasuk hal pokok dalam hubungan kemanusiaan, untuk mencipta persahabatan yang berhasil, dalam membangun hubungan keluarga, juga dalam segala hubungan dengan sesama manusia; antara saudara yang satu dengan yang lainnya; antar sesama sahabat; antar teman; atasan dan bawahan. Sebab senyuman melambangkan cinta dan kasih sayang. Senyum seolah-olah seperti kata-kata cinta yang disampaikan seorang sahabat kepada sahabatnya!

Rasulullah senantiasa memotivasi seorang muslim untuk menemui saudaranya dengan wajah yang ceria. Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah engkau sekali-kali meremehkan suatu kebaikan, walaupun itu hanya sekadar untuk menemui saudaramu dengan wajah ceria”.(HR. Muslim).

Senyum juga diibaratkan harta karun yang berharga yang tidak membebani anda dengan satu dirham atau juga dollar pun. Senyum merupakan kunci dari segala kebaikan dan penutup dari segala kejahatan. Senyum mempunyai kekuatan sihir yang ajaib dan pengaruhnya sangat menakjubkan. Seseorang tidak mungin mengabaikannya senyuman, jika ingin mendapatkan cinta dari orang lain. Senyum adalah kuncinya.

Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan sukses mengharuskan kepada pegawainya yang berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk selalu tersenyum, agar mendapatkan pelanggan dan memuaskan para klien dan konsumen.

Rasulullah saw. bersabda, “Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah”. (HR. Tirmidzy).

Pepatah China yang mengatakan, ‘Orang yang tidak bisa tersenyum dengan baik, tidak layak untuk berdagang’

Syawab, seorang direktur pada salah satu perusahaan baja di Amerika mengatakan bahwa dia dapat menghasilkan milyaran dolar per tahunnya dengan senyuman. Dia berkata, “Dengan senyumku, aku bisa mendapat milyaran dolar.”

Del Karangie juga menuturkan:

“Aku pernah bertemu dengan Mourits Chefalle, seorang aktris Prancis yang sangat terkenal. Dia terlihat berwajah cemberut dan dan tak menyenangkan dilihat. Akan tetapi ketika dia tersenyum, terlihatlah kesederhanaan serta kejernihan sehingga mampu menyihir film-filmnya. Akhirnya aku mengetahui, kalaulah tidak dikarenakan senyumannya, niscaya Maourits hanya akan tetap menjadi tukang kayu yang tidak terkenal di salah satu bengkel di kota Paris”.

Laki-laki dan wanita berbeda dalam hal senyum. Wanita lebih banyak tersenyum dibandingkan laki-laki, namun bukan berati bahwa wanita lebih bahagia daripada lelaki. Hal itu disebabkan, karena wanita akan kelihatan bertambah cantik dan bersinar dengan senyuman. Terkadang wanita akan tersenyum dalam kondisi cemas atau pun tidak tenang. Wanita yang banyak tersenyum menunjukkan bahwa dia mempunyai jiwa kewanitaan yang sempurna. Sementara seorang laki-laki yang banyak tersenyum menuNjukkan bahwa dia adalah orang yang familiar.

Oleh sebab itu senyum merupakan kunci bagi semua hati, bahkan hati yang terkunci rapat sekali pun. Jika anda melihat seseorang yang muram, wajahnya menggambarkan kekalutan serta kegelisahan, maka tidak ada hal lain yang lebih layak anda lakukan di depannya kecuali dengan memberikan senyuman. Kemudian anda pun akan melihatnya tersenyum tanpa dia menyadarinya, dan bisa jadi akan menjadi seorang teman yang tulus bagi anda.

Dikatakan juga bahwa ketika seseorang tersenyum, maka 13 syaraf wajah bekerja. Sementara ketika seseorang cemberut dia telah memperkerjakan 47 syaraf. Lalu, mengapa anda harus berbuat zhalim terhadap diri dan urat-urat anda dengan cemberut, bukan tersenyum?

Jadikanlah senyum sebagai tanda jati diri anda. Senyum yang cantik akan membuat wajah semakin tampak indah dan bersinar, mampu menitikkan kesan tersendiri di hati, serta dapat menebarkan kebahagiaan dan keceriaan di antara kawan-kawan. Untuk itu, cobalah untuk belajar meninggalkan kebiasaan bermuram durja dan bermuka masam. Karena dengan itu akan membuat wajah menjadi suram dan bibir juga terlihat kusam

Jika senyum dapat mencipta sebuah kesuksesan, maka cemberut juga menimbulkan kegagalan. Hal ini dikuatkan dengan kisah berikut ini:

“Para pekerja pada salah satu perusahaan perdagangan di Paris menuntut kenaikan gaji. Namun pemilik perusahaan menolak permintaan itu. Akhirnya para pekerja itu sepakat untuk melakukan mogok senyum kepada para pelanggan sebagai reaksi dari sikap pemilik perusahaan. Aksi ini telah menimbulkan turunnya pemasukan perusahaan pada minggu pertama sebesar 60% dari penghasilan minggu-minggu sebelumnya”

Karena itulah, seseorang yang tidak tahu cara bagaimana harus tersenyum, dia tidak akan pernah mampu untuk membuka hati seorang pun.

Senyum tulus, hangat, yang lahir dari hati merupakan salah satu rahasia kesuksesan. Senyuman adalah kunci hati juga merupakan simbol cinta dan kasih sayang.

Oleh sebab itu, saya katakan kepada anda, Tersenyumlah, dan anda akan tetap hidup!

Selasa, Maret 17, 2009

Meraih Kesuksesan Hidup dengan Kesabaran

“Tidak ada jalan yang terlalu panjang bagi orang yang melangkah tanpa tergesa-gesa dan tidak ada penghargaan yang tidak dapat diraih bagi orang yang mempersiapkan diri untuk mendapatkannya dengan kesabaran.” (Bruyere).

DALAM hidup ini begitu banyak tantangan yang harus dihadapi dengan kesabaran. Bagi mereka yang tidak sabar, maka siap-siap untuk dikecewakan oleh tindakannya itu.

Kesabaran adalah kata yang indah dan mudah diucapkan, tapi ternyata tidak banyak orang yang mampu melakukannya. Dan derajat kesabaran inilah sesungguhnya yang membedakan hidup orang sukses dengan orang gagal dalam aktivitas hidupnya. Termasuk di dalamnya berlaku juga pada dunia kerja di mana pun. Terkait dengan ini, pantas saja seorang bijak pernah mengatakan, “Orang sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan.”

Dengan kata lain, di dunia ini tidak ada sesuatu kesuksesan apa pun yang tidak dapat diraih oleh orang-orang yang mampu mempersiapkan dirinya secara baik untuk mendapatkannya dengan penuh kesabaran. Hal ini dapat kita buktikan dari kisah-kisah atau perjalanan hidup orang sukses. Di sini, dapat dipastikan kita akan menemukan nilai-nilai kesabaran di dalamnya.

Langkah selanjutnya, setelah jiwa sabar itu bersemayam dalam diri dan perilaku Anda, maka langkah sukses itu harus didukung pula dengan apa yang sebenarnya mesti mereka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses. Dalam suatu sumber disebutkan, ada tujuh hal yang dilakukan oleh mereka dalam meraih sukses.

- Mau mengambil risiko. Orang sukses berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman. David C. McClelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan orang-orang sukses serta telah melakukan perjalanan ke banyak negara dan melatih pengusaha kecil, menyatakan cara menjadi pengusaha kecil sukses adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat; yang mau terus mengambil risiko untuk meraih sukses.

- Percaya diri dan merasakan bahwa dirinya berbuat sesuatu untuk dunia. Orang sukses memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.

- Menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Orang sukses mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, dll.

- Menjadi pelajar seumur hidup. Orang sukses menyadari, pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas; artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan menggunakan Internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan Anda, dan nikmati perubahan. Ini akan membantu Anda tumbuh dan merasakan lebih percaya diri.

- Berpandangan positif terhadap apa yang dapat dikerjakan. Orang sukses percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang sukses berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.

- Memotivasi diri sendiri. Orang sukses mempunyai banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya. Seorang wanita berusia 29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu.

- Tidak bekerja setengah-setengah. Orang sukses menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah. Mereka menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses. Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finis. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.

Akhirnya, sesungguhnya setiap orang berpeluang untuk sukses dalam bidangnya masing-masing, termasuk kita yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan atau sukses dalam usaha. Anda ingin sukses? Maka, tanamkanlah dalam diri Anda nilai-nilai kesabaran dan lakukan kiat-kiat tersebut sebagai realisasi kesabaran Anda.

Waallahu a’lam.

Sabtu, Maret 14, 2009

Bila Cinta Berbicara

Suatu ketika, seorang wanita kelihatan amat sedih. Wajahnya kusut masai. Air mukanya letih menahan tangis. Rupanya, dia baru saja kehilangan anak tercintanya untuk selama- lamanya.

Atas nasihat orang di desa, ia menemui seorang tua bijak di pinggir hutan. Mereka berkata, siapa tahu orang bijak itu dapat membantu menyelesaikan masalahnya. Kerana merasa amat cinta kepada anaknya yang telah mati itu, ia amat berharap agar dapat bertemu dengan orang bijak itu. Ditempuhlah perjalanan yang jauh dengan cepatnya.

Sesampainya disana, dia bertanya, “Guru, apakah Anda memiliki ramuan ajaib untuk mengembalikan anakku?”

Sang Guru tidak berusaha untuk berbalah atau menghalau wanita itu kerana permintaannya yang tidak masuk akal.

Dia cuma berkata, “Carilah bunga merah dari rumah yang tidak mengenal “kesedihan”. Setelah kamu bertemu bunga itu, kita akan bersama-sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan kembali puteramu.”

Selesai mendengar itu, wanita tersebut segera berangkat mencari kemahuan sang guru.

Dalam perjalanan, dia nampak bingung. Tak ada satu petunjuk pun tentang di mana dan bagaimana bentuk rumah itu. Hinggalah, dia tiba di depan rumah mewah.

“Mungkin, penghuni rumah itu tak pernah mengenal kesedihan,”ucap wanita itu dalam hati.

Setelah mengetuk pintu, dia berkata, “saya mencari rumah yang tidak pernah mengalami kesedihan. Inikah tempatnya ?”

Wajah sang wanita masih memperlihatkan raut bersedih. Dari dalam rumah, terlihat wajah yang tak kalah sedih.

Pemilik rumah itu menjawab, “Kamu datang ke rumah yang salah.”

Pemilik rumah itu bercerita tentang tragedi yang dialami keluarganya . Ia tak hanya kehilangan seorang anak, tapi juga suami dan kedua orangtuanya kerana kemalangan. Si wanita berasa amat kecewa.

Namun, dia menjadi terharu dengan cerita tuan rumah. Ia berfikir, “Siapa yang boleh membantu orang yang nasibnya lebih malang dari saya ini?”

Dia memutuskan untuk tinggal di sana dan menghiburkan pemilik rumah itu. Beberapa hari lamanya, dia bersama wanita pemilik rumah itu, saling bantu-membantu untuk menjalani hidup.

Beberapa minggu berlalu, wanita itu pun berasa si tuan rumah sudah kelihatan lebih baik. Lalu, ia berangkat lagi mencari rumah berikutnya. Tetapi, ke mana pun dia pergi, selalu bertemu kesedihan orang lain. Akhirnya, dia berasa bertanggungjawab untuk menghiburkan semua orang yang dikunjunginya. Hingga akhirnya, dia pun melupakan misinya.
Note :
Kita belajar makna cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam dukungan. Kedua belah tangannya sibuk membetulkan selimut si bayi. Dalam dadanya tiada sesuatu selain ketulusan memberi atas nama cinta.

Kita belajar makna cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sekarung padi dan sejag air setelah seharian berpenat-lelah di sawah. Dalam dadanya, tiada sesuatu selain kegembiraan memberi atas nama cinta.

Kerana cinta bukan hanya sekadar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh romantis. Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada di muka bumi. Dari cahaya matahari, dari sepasang merpati, dari sujud dan tengadah doa. Dari apapun!

Pada semua kelahiran yang bersambut dengan cinta, hingga kematian dalam cinta, kita dalam hidup ini, tiada lain selain mewujudkan cinta.

Kerana itu, tiada yang boleh kita lakukan selain atas nama cinta kita yang teragung: cinta buat Yang Maha Agung, Allah SWT.

Apapun keputusan-NYA buat kita, Allah yang berbicara, yang menentukan untung-nasib kita, kerana setiap sesuatu yang menyedihkan itu ada hikmah-Nya.

Jumat, Maret 13, 2009

Kelinci Sakti

Se-ekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai, Tiba tiba datang se-ekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci itu berkata :'Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.'

Sang Rubah jantan merasa tertantang,'dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku ?' Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat.

Sang Kelinci kembali bersantai,Sambil memakai kaca mata hitam dan topi pantai Tiba tiba datang se-ekor serigala besar yang hendak memangsanya,Lalu kelinci berkata :' Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci,Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.'Sang serigala merasa tertantang, ' dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku ?' Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Lima belas menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.

Sang kelinci kembali bersantai, Sambil memasang payung pantai dan merebahkan diri diatas pasir, Tiba tiba datang se-ekor beruang besar yang hendak memangsanya, Lalu kelinci berkata :' Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci,Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang.'Sang Beruang merasa tertantang, ' dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku ?' Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci,Tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha Beruang dan melahapnya dengan nikmat.

Pohon kelapa melambai lambai, Lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, Sang Kelinci melongok kedalam lubang kelinci, sambil melambai 'Hai, keluar, sudah sore, besok kita teruskan !! '

Keluarlah se-ekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Sambil menguap Harimau berkata ' Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang Dan saya tidak perlu berlari mengejar kencang.'

Nb.
Winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara Looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya.

Untuk membentuk ikatan ukhuwah harus ada kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama: [MESKIPUN] DENGAN SESEORANG YANG KELIHATANNYA TIDAK LEBIH BAIK DARI KITA Siapa akan memulai kebaikan hari ini?

Rabu, Maret 11, 2009

Mutiara dan Pasir

Alkisah, Seorang pemuda yang baru lulus kuliah mengalami perasaan sangat tertekan dan putus asa karena sulitnya mencari kerja sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan dirinya ke tengah laut, ketika dia sampai di pantai dilihatnya seorang tua yang ramah dan bijaksana yang kemudian mengajaknya berbicara sampai si pemuda tersebut mengutarakan niatnya bunuh diri dan alasannya.

Kemudian orang tua tersebut minta sang pemuda melihat apa yg dilakukannya, orang tua tersebut membungkuk mengambil segenggam pasir dan kemudian melemparkannya kembali kebawah, seketika pasir tersebut melebur dan menjadi satu dengan pasir lainnya yang ada dibawah, lalu kata orang tua tersebut kepada si pemuda “cobalah kamu ambil pasir yang tadi saya lemparkan ke bawah”, dan si pemuda keheranan dan berkata “mana mungkin saya dapat mengambil pasir tersebut karena pasir tersebut telah berbaur dan menjadi satu dengan pasir lainnya”, si orang tua tersebut tersenyum dan kemudian mengambil sebutir mutiara dari dalam kantongnya dan melemparkannya kebawah seraya berkata kepada pemuda tersbut “ambillah mutiara tersebut” , dan dengan mudahnya pemuda tersebut mengambilnya.

Orang tua tersebut berkata kepada pemuda tersebut bahwa untuk menjadi atau meraih apa yang kamu inginkan maka kamu harus berbeda denga orang lain, jikalau kamu sama dengan orang kebanyakan maka kamu tidak akan terlihat, demikian juga ketika kamu mencari kerja dan sebagainya.

Note :
Bila kita lemah terhadap diri kita maka kehidupan akan keras terhadap kita
Bila kita keras terhadap diri kita maka kehidupan akan lemah terhadap kita

Selasa, Maret 10, 2009

Impian dan Kemampuan Mengelola Pikiran

Betapa sering kita mengagumi berbagai hal di sekeliling kita. Kita mengagumi ciptaan Tuhan, seperti alam semesta dengan segala isinya: gunung-gunung, lautan, sungai, hutan, dan segala keindahan ciptaanNya yang menakjubkan. Kita juga bahkan mengagumi keindahan dan kecanggihan ciptaan manusia, seperti gedung-gedung tinggi, komputer, peralatan komunikasi, pesawat luar angkasa bahkan berbagai simbol kemewahan seperti: baju Ralph Laurent, sepatu Bally, pena Mont Blanc, dasi Giorgio Armani, dan berbagai jenis mobil mewah seperti Mercedez Benz, BMW, Jaguar, dan sebagainya.Kita seringkali dibuat takjub oleh hal-hal yang berada di luar kita tersebut. Tetapi di sisi lain kita justru sering tidak menyadari dan tidak pernah mengucap syukur atas ciptaan Tuhan yang luar biasa dan yang merupakan maha karya (master piece) Tuhan yang paling sempurna (the ultimate creation) dari seluruh ciptaanNya yang lain, yaitu kita, manusia. Setiap kita adalah sangat berharga, bernilai tinggi, unik, dan sangat indah serta jauh lebih berharga dibandingkan apa pun di dunia ini.

Pernahkah kita menyadari bahwa tubuh kita terdiri atas 200 bentuk tulang yang berbeda yang terangkai dan tersusun secara sempurna; dibungkus dengan milyaran serat otot dan dikoordinasikan oleh jaringan syaraf yang panjangnya tidak kurang dari 10 kilometer. Jantung kita adalah sebuah pompa mekanik yang mengagumkan, yang berdenyut rata-rata 36 juta kali setiap tahunnya sepanjang hidup kita, tanpa pernah beristirahat. Sedangkan otak kita merupakan komputer canggih yang mengendalikan lebih dari seratus tugas (super multi tasking) secara bersamaan dalam sistem tubuh kita.
Pernahkah pula kita sadari bahwa setiap kita adalah unik dan setiap kita berbeda dibandingkan dengan orang lain. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang identik atau sama, bahkan saudara kembar identik pun tidak. Artinya sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna, setiap kita juga memiliki kelebihan dan kekuatan yang berbeda satu sama lain. Keyakinan itulah yang harus mendasari setiap pergumulan dan upaya kita meraih hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.

Pernahkah kita menyadari bahwa seorang tukang parkir yang berdiri di samping sebuah mobil Mercy S700, adalah jauh lebih mengagumkan dan luar biasa dibandingkan dengan mobil tersebut. Sang tukang parkir adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa, sedangkan mobil mewah adalah ciptaan manusia; tetapi kita justru lebih mengagumi mobil tersebut dibandingkan seorang manusia yang tercipta dalam kesempurnaan ilahi.

Menurut Stephen Covey, ada empat anugerah Tuhan kepada manusia yang spesifik tidak dimiliki oleh ciptaanNya yang lain. Ke empat anugerah ilahi itulah yang membuat manusia unik dan memiliki daya untuk menjadi co-creator bagi kehidupannya.
1. Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang proses berpikir kita sendiri. Ini yang menjadi alasan mengapa manusia memiliki kekuasaan atas semua benda di dunia ini dan mengapa manusia dapat membuat kemajuan penting dari generasi ke generasi.

2. Imajinasi, yaitu kemampuan untuk mencipta di dalam benak kita di luar realitas kita saat ini.

3. Suara hati, yaitu kesadaran batin yang dalam tentang yang benar dan yang salah, tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut.

4. Kemauan, yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain.

Dengan keempat anugerah Ilahi tersebut berarti sesungguhnya kapasitas manusia tidak terbatas. Hal ini karena kita memiliki semua hal yang diperlukan untuk mencipta (imajinasi) berdasarkan tuntunan atau panduan suara hati yang mewujud atas kesadaran diri dan terdorong oleh kehendak bebas dalam diri kita.

Kalau kita perhatikan sekeliling kita, semua benda ciptaan manusia, tidak ada satu pun yang tercipta tanpa terlebih dulu melalui proses imajinasi dan upaya yang tidak kenal lelah untuk mewujudkannya (kehendak bebas) dan berdasarkan tuntunan intuisi, ilham atau inspirasi. Artinya setiap kita juga memiliki kemampuan unik tersebut untuk mencipta dan mewujudkan setiap imajinasi atau gambaran mental yang ada dalam pikiran kita menjadi realitas fisik atau kenyataan.

Analogi Gunung Es dan Kekuatan Tersembunyi Kita
Setiap manusia pada dasarnya tidak menyadari kekuatan yang dimilikinya, sampai akhirnya pada suatu titik ketika beberapa orang yang sukses dapat menemukan rahasia tersebut dan menjadi dan atau memperoleh apa pun yang mereka impikan dan inginkan selama ini. Kekuatan tersebut adalah seperti bagian gunung es yang tidak kita ketahui sebelumnya.

David J. Schwartz dalam bukunya The Magic of Thinking Big mengemukakan empat alasan atau dalih mengapa banyak orang tidak mencapai impian atau kesuksesan. Dalih tersebut antara lain adalah dalih kesehatan, dalih usia, dalih intelegensi dan dalih nasib. Ke empat hal itulah yang sering digunakan manusia untuk meyakinkan dirinya bahwa kesuksesan dan kehidupan yang luar biasa adalah bukan untuknya. Kita adalah sebatas pikiran kita. Pernyataan ini sangat tepat untuk menunjukkan bahwa apa pun jadinya kita, apa pun yang kita miliki semuanya tergantung dari apa yang kita pikirkan dan kita yakini.

Enam Kekuatan Utama Manusia
1. Kekuatan Impian (The Power of Dreams)
Untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupan ini, setiap kita harus memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Setiap kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, kehidupan kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.

2. Kekuatan dari Fokus (The Power of Focus)
Fokus adalah daya (power) untuk melihat sesuatu (termasuk masa depan, impian, sasaran atau hal-hal lain seperti: kekuatan/strengths dan kelemahan/weakness dalam diri, peluang di sekitar kita, dan sebagainya) dengan lebih jelas dan mengambil langkah untuk mencapainya. Seperti sebuah kacamata yang membantu seorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus membantu kita melihat impian, sasaran, dan kekuatan kita dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya.

3. Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline)
Pengulangan adalah kekuatan yang dahsyat untuk mencapai keunggulan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus-menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang. Kebiasaan kita akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.

4. Kekuatan Perjuangan (The Power of Survival)
Setiap manusia diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Justru melalui berbagai kesulitan itulah kita dibentuk menjadi ciptaan Tuhan yang tegar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur atau bahan (ingredient) yang utama dalam mencapai keberhasilan atau kehidupan yang berkelimpahan.

5. Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning)
Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar. Dengan belajar kita dapat menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan kita. Dengan belajar kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, kita dapat terus meningkatkan taraf kehidupan kita pada aras yang lebih tinggi.

6. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind)
Pikiran adalah anugerah Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual kita akan bertumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi.

Semua dari kita berhak dan memiliki kekuatan untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupannya. Semuanya ini adalah produk dari pilihan sadar kita, berdasarkan keyakinan kita, dan bukan dari produk kondisi keberadaan kita di masa lalu dan saat ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya The Power of Focus, bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.

Note :

No one is born to lose. Everyone is born to win. And the biggest difference that separates the one from the other is the willingness to learn, to change, and to grow.
Renungan ini tidak akan banyak berarti dan tidak akan pernah dapat menginspirasi kita untuk mencapai hal-hal terbaik dalam kehidupan kita, mencapai kehidupan berkelimpahan, jika setiap kita yang membacanya tidak memiliki kemauan dan hasrat untuk belajar, untuk berubah dan bertumbuh.

Sabtu, Maret 07, 2009

Time to Change

Berhasil mengatasi masalah akan mengantarkan kita
pada posisi yang bagus untuk mengatasi masalah berikutnya.
Kesuksesan kita akan menjadi bekal yang sangat baik untuk mencapai kesuksesan2 berikutnya.

Orang yang kaya menjadi lebih kaya bukan karena
harta yang dimilikinya, namun karena arah yang
benar dalam usaha dan kehidupannya;
tindakan yang benar dalam langkah-langkahnya,
sehingga kesuksesan itu akan muncul ber-ulang2!

Kalau dalam kehidupan, kita melihat yang kaya makin kaya,
yang miskin makin miskin. Memang itu yang terjadi.
Sekarang lihatlah kehidupan kita. Apakah kita makin kaya
atau makin miskin? Jika kita makin miskin, maka segeralah berbalik arah.
Kita pasti melakukan kesalahan yang mungkin tidak kita sadari. Jika kita
tetap menjalani apa yang kita lakukan sekarang ini, maka kemungkinan
kita akan semakin terpuruk. Namun jika kita merasa makin kaya, maka
melangkahlah makin cepat. Berlarilah! Karena arah Kita sudah benar.

Jika kita cenderung mengalami kemerosotan
dalam taraf kehidupan, maka saatnya sekarang
berbalik arah! Ubah arah kita karena itu tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Kita telah melakukan kesalahan!

Sekaranglah saatnya KITA berubah! Kemalasan kita
ubah menjadi ketekunan. Kesombongan kita harus
diubah menjadi keramahan. Kesederhanaan kita dalam
berpikir harus kita ubah dengan kreativitas
yang genius. Kelalain Kita harus kita ubah dengan
kewaspadaan yang tajam. Waktu kita harus diisi
penuh dengan aktivitas, detik demi detik.
Pikiran negatif kita harus diubah dengan pikiran positif.

Apakah mudah? Jangan bertanya lagi! Begitu kita ingat
maka lakukan perubahan itu, terus menerus, hingga kita
tidak akan merasakan itu, dan kita sudah berbalik arah.
Ya, sekaranglah saatnya kita banting setir!

Rasakan perubahan itu. Bila kehidupan kita sudah
mulai membaik, maka semangati untuk melakukan lebih
kencang, bergerak lebih cepat, berpikir lebih taktis
dan lakukan terus hal-hal baik yang sudah membuat
kehidupan kita menuju arah yang benar.

Ingat! Orang yang kaya semakin kaya, bukan karena dia
memiliki harta lebih banyak, namun karena dia sudah
berada diarah yang benar. Kesuksesan yang dia capai
telah membuat efek domino untuk kesuksesan berikutnya!

Maafkan aku bila banyak mengeluh

Hari ini, di sebuah bus, aku melihat seorang remaja tampan dengan rambut sedikit ikal. Aku iri melihatnya. Dia tampak begitu ceria, dan aku sangat ingin memiliki gairah hidup yang sama. Tiba-tiba dia terhuyung-huyung berjalan. Dia mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu. Namun ketika dia lewat .... ia tersenyum. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua kaki. Dunia ini milikku.

Aku berhenti untuk membeli sedikit kue. Anak laki-laki penjualnya begitu mempesona. Aku berbicara padanya. Dia tampak begitu gembira. Seandainya aku terlambat sampai di kantor, tidaklah apa-apa. Ketika aku pergi, dia berkata, 'Terima kasih. Engkau sudah begitu baik.
Menyenangkan berbicara dengan orang sepertimu. Lihatlah, aku buta.' Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua mata. Dunia ini milikku.

Lalu, sementara berjalan. Aku melihat seorang anak mirip bule dengan bola mata biru. Dia berdiri dan melihat teman-temannya bermain sepak bola. Dia tidak tahu apa yang bisa dilakukannya. Aku berhenti sejenak, lalu berkata, 'Mengapa engkau tidak bermain dengan yang lain, Nak ?' Dia memandang ke depan tanpa bersuara, lalu aku tahu dia tidak bisa mendengar. Ya Allah, maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua telinga. Dunia ini milikku.

Dengan dua kaki untuk membawaku ke mana aku mau. Dengan dua mata untuk memandang mentari dan bukit-bukit. Dengan dua telinga untuk mendengar desir angin dan segala bunyi.
Ya Allah, maafkan aku bila aku banyak mengeluh.

Jumat, Maret 06, 2009

Setan Takkan membiarkanmu QiyamulLail

Seseorang lupa tempat penyimpanan hartanya, kemudian datanglah ia ke pada abu Hanifah rahimahullah, lalu abu hanifah bertanya kepadanya,'ini bukan persoalan fiqih yang harus aku jawab. sebaiknya engkau pergi dan kerjakan QiyamulLail hingga pagi, niscaya engkau akan ingat kembali dimana harta itu engkau sembunyikan'.

Orang itu lalu mengerjakan QiyamulLail, dan sebelum seperempat malam ia teringat kembali tempat penyimpanan hartanya, sehingga datanglah kembali ia ke tempat Abu Hanifah. Abu Hanifah berkata,'Aku tahu bahwa setan tak kan membiarkanmu berQiyamulLail. Celaka engkau,teruskan Qiyamullailmu sebagai bentuk syukurmu kepada Allah'

Rabu, Maret 04, 2009

Misteri Kotak Hitam Bu Beri

Poka dan Beka adalah dua ekor bebek yang masih muda. Umur keduanya sepantaran dengan manusia yang sedang dalam masa ABG. Si Poka sendiri umurnya sedikit lebih tua dibanding Beka, selisih 3 bulan.

Meskipun masih muda, kedua bebek tua (kalau manusia kan orang tua, berarti kalau bebek ya bebek tua, hehehe) mereka sudah meminta Poka dan Beka untuk hidup sendiri. Bukan apa-apa. Dibanding kelima saudara mereka yang lain, Poka dan Beka ternyata memiliki sifat yang kurang baik, yaitu suka curiga dan sinis terhadap binatang yang lain. Agar keduanya bisa sadar dan berubah, bebek tua mereka menyuruh Poka dan Beka untuk mendirikan rumah sendiri dan hidup mandiri.

Pinggir sungai adalah tempat yang dipilih oleh Poka dan Beka. Selain nyaman, juga dekat dengan sumber makanan dan air. Kebetulan, tempat yang mereka berseberangan dengan rumah kayu milik Bu Beri Berang-berang.

Suatu hari, dari balik jendela, Beka melihat Soni Semut membawa sebuah kotak ke rumah Bu Beri.

Kotaknya besar. Cukup untuk memasukkan Horas ke dalamnya. Sedang bagian luarnya terbungkus oleh kain berwarna hitam.

‘Hei Poka, coba lihat itu”, panggil Beka.

Poka yang sedang menggunting kukunya berhenti dan melangkah menuju jendela.

“Apaan sih?”

“Itu”, tunjuk Beka dari balik korden, “kotak hitam itu. Kira-kira apa ya isinya?”

“Wah, gede banget”, ujar Poka, terkejut. “Jangan-jangan isinya sampah tuh!”

“Kok sampah?”. Beka kebingungan.

“Coba ingat, si Soni itu kan tinggalnya dekat pembuangan sampah hutan ini.”, Poka menjelaskan teorinya dengan serius. Tangannya ia letakkan ke belakang, persis seperti seorang profesor yang sedang berpikir. Lanjutnya, “Pasti itu isinya sampah-sampah yang sudah busuk, trus ia kumpulkan dan masukkan ke dalam kotak agar tidak bau.”

Di seberang tampak Soni sedang meletakkan kotak tersebut di ruang tamu Bu Beri.

“Hmmm, bisa jadi”, Beka mengangguk-anggukkan paruhnya. “Dan jangan-jangan, Bu Beri itu punya hobi ngumpulin sampah. Dia kan tinggal sendirian sekarang, siapa tahu karena nganggur jadinya punya hobi aneh.”

“Ih, jorok juga ya”, Poka menjawab dengan raut muka jijik.

Dari luar terdengar suara pintu rumah Bu Beri ditutup. Tampaknya Soni Semut sudah pulang, meninggalkan kotak hitam tersebut di rumah Bu Beri.

***

Tiga hari sudah berlalu sejak kotak hitam itu datang. Setiap hari, Poka dan Beka mengamatinya secara diam-diam dari seberang sungai. Meskipun tidak begitu jelas karena terhalang korden rumah bu Beri, tampak bahwa bu Beri sibuk sekali dengan isi kotak hitam tersebut.

Sesekali Soni mampir dan mereka berdua terlihat antusias sekali mendiskusikan sesuatu.

Selama tiga hari itu pula, Poka dan Beka tak henti-hentinya menduga-duga dan berasumsi mengenai “sampah” yang ada di dalam kotak hitam tersebut. Prediksi mereka yang terbaru, Bu Beri dan Soni sedang berkonspirasi untuk mengumpulkan sampah-sampah terbusuk dari seluruh penjuru hutan, dan sedikit demi sedikit mengubah hutan mereka menjadi hutan sampah!

***

Keesokan harinya, dengan diantar oleh Kaka Kancil, Bu Beri menyeberangi sungai dan menuju ke rumah Poka dan Beka. Poka, yang sedang asik berjemur di atap rumah, kaget melihat kedatangan mereka berdua. Buru-buru ia menyusup masuk ke dalam rumah, menutup dan mengunci pintu dan jendela, serta menyuruh Beka untuk bersembunyi.

“Aku tidak menyangka kalau Kaka sekarang ikut bersekongkol dengan Bu Beri. Mereka ke sini pasti ingin mengajak kita untuk bergabung dengan organisasi menjijikkan mereka itu. Ih, amit-amit deh.”, bisik Poka pada Beka dari balik kulkas, tempat keduanya bersembunyi.

Beka mengangguk, tanda setuju.

Tok. Tok. Tok.

Poka dan Beka menahan nafas mendengar suara pintu diketok.

Tok. Tok. Tok.

Tok. Tok. Tok.

Tok. Tok. Tok.

Kaki Beka mulai kesemutan.

Tok. Tok. Tok.

“Hmmm, sepertinya mereka sedang tidak ada di rumah”, samar-samar terdengar perkataan Kaka kepada bu Beri.

“Iya, kalau begitu sebaiknya kita kembali saja.”, jawab bu Beri.

Sejurus kemudian terdengar suara langkah-langkah kaki menjauh.

“Phew”, ujar Beka sambil melemaskan kaki-kakinya. “Akhirnya mereka pergi juga. Hampir saja kita terjerumus ke dalam kelompok sampah itu.”

Poka mengintip dari balik jendela, menatap perahu yang dinaiki Kaka dan Bu Beri menjauh.

“Iya, untung saja tadi mereka tidak melihatku di atap.”, ujarnya, lega. “Tidur siang saja yuk, malas aku memikirkan sampah-sampah itu”.

“Yukkkk”.

***

Beberapa jam kemudian Beka terbangun. Terdengar suara ramai dari seberang sungai. Ia meloncat dari tempat tidur dan menuju ke jendela.

Tampak rumah Bu Beri terang benderang. Ramai. Binatang-binatang hutan sedang berkumpul di sana. Mereka asik mengobrol, tertawa, dan menyanyi. Di sisi kanan, bu Tutul Macan dan kak Boni Ulat sibuk menyiapkan makanan yang harumnya terasa sampai ke hidung Beka. Di sisi kiri, Kuri Kura bernyanyi dengan lantang sambil diiringi petikan gitar Kaka Kancil.

Beka sejenak bengong.

18 detik kemudian ia tersadar, dan bergegas membangunkan Poka.

“Poka, Poka, cepat bangun”.

“Apa sih”, jawab Poka sambil cemberut.

“Itu lihat, di rumah Bu Beri”

Mendengar kata kunci ‘Bu Beri’, Poka langsung loncat dari tempat tidurnya dan berlari ke arah jendela.

“Hah, ada apa itu???”, giliran Poka yang bengong.

Di seberang, Bu Beri keluar dari dalam rumahnya sambil membawa kotak besar hitam.

“Ayo semuanya kumpul sini”, teriaknya lantang sambil tersenyum.

Setelah semua binatang berkumpul mengelilingi bu Beri dan kotak hitamnya, Soni Semut tiba-tiba muncul dari balik kotak dan berkata, “Teman-teman, berhubung sekarang adalah hari ulang tahunku dan Bu Beri, yang kebetulan tanggalnya sama, maka kita berdua memutuskan untuk memberikan kado kepada seluruh penghuni hutan!!!”

Seluruh binatang bersorak dan bertepuk tangan. Saking semangatnya bertepuk tangan, Kuri Kura bahkan sampai terjengkang ke belakang.

“Dan terimalah kado dari kami berdua”, ujar Bu Beri Berang dan Soni Semut sembari menggulingkan kotak hitam tersebut.

Poka dan Beka tercekat. Tidak sadar, keduanya berpengangan tangan dan bergumam, “Pasti sampah… pasti sampah.. pasti sampah…”

Kotak terguling. Tutupnya terlepas dan menggelinding, diiringi dengan tumpahnya puluhan bahkan ratusan mainan yang sudah dibungkus kado manis dari dalam kotak.

“Horeeeee!!!!”, sorak penghuni hutan.

Sekali lagi, Poka dan Beka bengong.

***

Malam itu Poka dan Beka terdiam. Sejak melihat mainan-mainan yang ada di dalam kotak hitam bu Beri, mereka tidak bercakap-cakap apapun. Masing-masing sibuk dengan penyesalannya.

Tok. Tok. Tok.

Tiba-tiba terdengar suara ketokan di pintu.

Beka dan Poka berpandangan. Bingung.

“Anak-anak, kalian ada di rumah?”, terdengar suara Bu Beri dari balik pintu.

Kedua bebek kecil itu tersenyum dan langsung berlomba membukakan pintu bagi Bu Beri.

***

Moral Cerita / Bahan Renungan:

"Bukanlah sebuah tindakan bijaksana untuk mengambil keputusan tanpa mengetahui secara jelas duduk persoalannya."

Senin, Maret 02, 2009

Asep dan Delapan Kebohongan Ibu.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Cerita bermula ketika asep masih kecil, asep terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untuknya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuknya, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar”

KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Ketika asep mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan asep. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu asep memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingnya dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang asep makan. Asep melihat ibunya seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitnya dan memberikannya kepada ibunya. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”

KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Sekarang asep sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah asep, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, asep bangun dari tempat tidurnya, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Asep berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak capek”

KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemani asep pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu asep di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutnya dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untuk asep. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, asep segera memberikan gelasnya untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!”

KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga Asep pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahnya pun membantu ibu Asep, baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan keluarga yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibu Asep untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta”

KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah Asep sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saudara-saudara ibu yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit”

KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah lulus dari S1, Asep pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya Asep pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, Asep bermaksud membawa ibunya untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa”

KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, Asep yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Asep melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap asep dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibunya sehingga ibunya terlihat lemah dan kurus kering. Asep sambil menatap ibunya sambil berlinang air mata. Hatinya perih, sakit sekali melihat ibunya dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan”

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibunya tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, mari kita renungkan sudah berapa kali ibu kita berbohong untuk kebaikan kita. Sudahkah kita mengucapkan "Terima Kasih Ibu"

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita? Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali …

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari. —————————————————————————————

Minggu, Maret 01, 2009

Batu Besar

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat dia berdiri di depan kelas dan berkata, "“Okay, sekarang waktunya untuk quiz.” Kemudian dia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas,”Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”

Semua siswa serentak menjawab,”Ya!”

Dosen bertanya kembali,”Sungguhkah demikian?”
Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember, lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian sekali lagi ia bertanya pada kelas,”Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab,”Mungkin tidak.”

“Bagus sekali,” sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekarung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya pada kelas,”Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”

“Belum!” Sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata,”Bagus. Bagus sekali.”
Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, ”Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?”

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata,”Maksudnya adalah tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya.”

“Oh, bukan,” sahut dosen, “Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan “batu besar” terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya.”

Apa maksud “batu besar” dalam hidup anda? Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekejaan yang anda cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang berharga.

Ingatlah untuk selalu memasukkan “Batu Besar” pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri sendiri: “Apakah “Batu Besar” dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.