Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Khalifah ‘Umar)

Telah berkata Abdullah bin Aun Al-Bashri Rahimahullah:
“Jika hawa nafsu telah menguasai hati, maka seseorang akan menganggap baik sesuatu yang buruk”

Jumat, Juli 17, 2009

Orang yang Botak,Orang yang Berpenyakit Lepra, dan Orang yang Buta

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan kepada kita tentang tiga orang dari Bani Israil. Masing-masing dari mereka mempunyai cacat di tubuhnya. Di samping itu, Allah menguji mereka dengan kemiskinan. Sepertinya ketiga orang ini berasal dari satu kota, dan masing-masing mengenal kedua temannya. Hal ini berdasar kepada ucapan malaikat kepada orang buta yang lulus ujian, "Allah telah meridhaimu dan memurkai kedua temanmu."

Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat mendatangi mereka satu persatu, menanyai masing-masing tentang permintaannya dan mewujudkan semua keinginan mereka.

Orang yang berpenyakit lepra meminta agar penyakitnya disembuhkan, penyakit yang membuat orang-orang menjauhinya. Dia meminta diganti warna yang baik dan juga kulit yang baik. Lalu malaikat mengusapnya dan dia menjadi seperti yang dia inginkan. Malaikat bertanya tentang harta yang paling disukainya. Dia memilih unta atau sapi. Maka dia diberi unta atau sapi bunting dan malaikat berdoa untuknya, semoga hartanya membawa berkah.

Kemudian malaikat mendatangi si botak. Dia meminta rambut yang indah, dan agar botak yang membuatnya dijauhi oleh orang-orang itu bisa hilang. Maka malaikat mengusapnya dan botaknya pun sembuh. Dia juga diberi rambut yang indah. Dia menyukai sapi, maka dia diberi sapi bunting. Malaikat juga mendoakan semoga sapunya membawa berkah.

Malaikat lalu datang kepada si buta. Permintaannya adalah agar penglihatannya normal kembali supaya bisa melihat hidup dan kehidupan, serta mengenal jalan yang di laluinya. Malaikat mengusapnya dan penglihatannya normal kembali. Si buta ini lebih cenderung kepada kambing, maka dia diberi kambing yang beranak atau kambing bunting.

Tahun-tahun berlalu. Allah memberkahi mereka dengan hartanya. Masing-masing memmiliki satu lembah dari harta yang diterimanya. Yang pertama memiliki unta sepenuh lembah, yang kedua memiliki sapi sepenuh lembah, dan yang ketiga memiliki kambing sepenuh lembah.

Setelah mereka semua sehat dan kaya raya, Malaikat mendatangi mereka. Malaikat datang kepada masing-masing dalam bentuk mereka sebelum mereka sehat dan kaya. Malaikat datang kepada orang pertama dalam bentuk dirinya yang dulu, saat dia terkena lepra. Malaikat meminta kepadanya dengan nama Tuhan yang memberinya warna yang bagus, kulit yang mulus, serta harta yang banyak, agar memberinya seekor unta tunggangan untuk melanjutkan perjalanan.

Laki-laki ini mengingkari nikmat Allah atasnya dan apa yang Dia berikan kepadanya. Dia pelit, tidak mau memberi kepada orang yang tertimpa penyakit seperti yang pernah menimpanya dulu. Dia beralasan bahwa kewajiban-kewajibannya sangat banyak. Pada saat itu malaikat berkata kepadanya, "Sepertinya aku mengenal anda. Bukankah anda dulu adalah laki-laki berpenyakit lepra yang dijauhi oleh orang-orang, yang miskin Allah memberi anda?" Orang ini tidak mengakui keadaan yang pernah dialaminya. Dia mengakui sebaliknya. Dia mengklaim bahwa harta yang dimikinya adalah harta lama yang diwarisinya dari nenek moyangnya. Malaikat mendoakannya agar dia menjadi seperti sedia kala jika dia berdusta.

Kemudian malaikat datang kepada si botak. Keadaannya sama persis dengan keadaan temannya. Pengingkaran, kekikiran, dan kesesatan dari jalan yang lurus.

Adapaun si buta, dia pemilik jiwa yang suci bersih penuh dengan iman dan takwa. Dia memandang si peminta, dia teringat keadannya dahulu. Dia membuka keadaan sebenarnya kepada peminta, "Dahulu aku adalah seorang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku dan aku miskin, lalu Allah membuatku kaya." Si buta tidak hanya memberi satu ekor kambing, akan tetapi dia memberi pilihan kepada peminta, "Ambil apa yang kamu mau. Demi Allah, aku tidak mempersulit dirimu karena Allah." Pada saat itu malaikat membuka hal yang sebenarnya kepada orang ini. Dia berkata kepadanya, "Peganglah hartamu. Aku hanya menguji kalian. Allah telah meridhaimu dan memurkai kedua temanmu."

Tiga orang ini mewakili dua contoh yang berbeda, contoh orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan orang yang kufur kepada-Nya. Dengan syukur, nimat akan terjaga. Dengan kufur, nikmat akan lenyap dan terangkat.

Pelajaran-Pelajaran Dan Faedah-Faedah Hadis

1. Ujian Allah kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana yang terjadi pada tiga orang ini agar terlihat mana yang syukur dan mana yang kufur. Mana yang baik dan mana yang busuk.

2. Keutamaaan bersyukur dalam kebahagiaan. Dan di antara bentuk syukur adalah mendermakan sebagian harta kepada yang berhak. Disebutkan juga akibat kufur nikmat. Di antara bentuk kufur nikmat adalah kikir, tidak memberikan harta kepada fakir miskin yang berhak menerima.

3. Kemampun malaikat menjelma dalam bentuk manusia, seperti yang dilakukan oleh malaikat yang ada di dalam hadis ini.

4. Malaikat tidak dusta manakala menyatakan bahwa dirinya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di perjalanan, karena maksudnya adalah membuat perumpamaan.

5. Jika Allah memberkahi harta seseoranng, maka ia akan tumbuh dan berkembang. Ia menjadi harta yang melimpah ruah. Harta tiga orang yang diuji melimpah, padahal semuanya hanya berawal dari satu. Dan harta yang melimpah bisa binasa dan lenyap dalam waktu yang singkat.

6. Banyaknya harta bukan merupakan bukti kecintaan Allah kepada seorang hamba. Allah menguji orang-orang dengan memberi mereka harta seperti tiga orang dalam hadis ini.

7. Allah mampu menyembuhkan penyakit-penyakit sulit yang dikira oleh banyak orang tidak bisa sembuh, seperti penyakit lepra, kebotakan, dan kebutaan.

Tidak ada komentar: