Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Khalifah ‘Umar)

Telah berkata Abdullah bin Aun Al-Bashri Rahimahullah:
“Jika hawa nafsu telah menguasai hati, maka seseorang akan menganggap baik sesuatu yang buruk”

Sabtu, Juli 18, 2009

Dibalik sebuah kegagalan

Gagal? Kata yang paling dibenci oleh kebanyakan orang termasuk kita. Dan kebanyakan dari kita juga malas dan takut untuk melewatinya. Meskipun kita sudah membaca banyak cerita orang-orang sukses yang kebanyakan diawali oleh kegagalan di awal perjalanan karirnya. Tetap saja kita takut untuk melewatinya. Tapi yach… namanya jalan hidup, manusia tidak bisa memilih skenarionya. Dan kegagalan pasti menjadi bumbu dalam perjalanan hidup kita.

Kalau anda sering membaca artikel-artikel motivasi untuk kegagalan, tentu cerita-cerita seperti Thomas Alfa Edison sang pencipta lampu yang berhasil setelah melewati 2000 kegagalan selalu menjadi satu cerita abadi, bagaimana kegagalan selalu menghiasi keberhasilan. Thomas Alfa Edison bahkan dengan bijak berkata bahwa untuk menemukan lampu itu dia tidak mengatakan bahwa dia gagal, tapi memang dia harus melewati 2000 percobaan-percobaan sampai berhasil. Luar biasa, bagaimana pikirannya yang sangat positif.

Sebagai manusia biasa, kita sering menghadapi kegagalan. Pernah ada seseorang coba buka usaha digital sablon dengan modal puluhan juga (dari hutang bank) kena gempa, gagal. Ada pula yang buka usaha di mal, setelah gempa di jogja, semua mal di jogja mengalami resesi pengunjung. Pernah buka counter minum, juga gagal. Buka design kaos, juga gagal. Rasanya putus asa bener dah… Tapi setelah membaca banyak cerita-cerita sukses ternyata dalam kegagalan ada pelajaran-pelajaran yang harus diambil.

Dengan kegagalan yang kita alami, kita banyak mendapat pelajaran yang tak terhingga nilainya yang dipakai sebagai senjata untuk menghadapi masalah-masalah dimasa depan. Apakah kita putus asa? Absolutely no! Karena begitu anda putus asa, kerugian anda semakin besar. Siapa tahu usaha anda akan berhasil setelah mengalami kegagalan. Seperti Thomas Alfa Edison, apa dia tahu setelah percobaan ke 1999 dia mengalami keberhasilan?Bagi saya yang penting adalah mengambil pelajaran dan hikmah di setiap kegagalan. Thomas Alfa Edison pun jadi tahu, ooo… bahan A digabung dengan bahan B jadi D, bahan J digabung dengan bahan K menjadi X. Kalau dia langsung berhasil, mana tahu dia…

Jadi apa arti kegagalan? Tuhan sedang memberikan kita mata kuliah yang sangat hebat… jangan pernah putus asa… Karena setelah mengalami kegagalan anda akan menjadi lebih cerdas dalam menghadapi hidup.

Jumat, Juli 17, 2009

Orang yang Botak,Orang yang Berpenyakit Lepra, dan Orang yang Buta

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan kepada kita tentang tiga orang dari Bani Israil. Masing-masing dari mereka mempunyai cacat di tubuhnya. Di samping itu, Allah menguji mereka dengan kemiskinan. Sepertinya ketiga orang ini berasal dari satu kota, dan masing-masing mengenal kedua temannya. Hal ini berdasar kepada ucapan malaikat kepada orang buta yang lulus ujian, "Allah telah meridhaimu dan memurkai kedua temanmu."

Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat mendatangi mereka satu persatu, menanyai masing-masing tentang permintaannya dan mewujudkan semua keinginan mereka.

Orang yang berpenyakit lepra meminta agar penyakitnya disembuhkan, penyakit yang membuat orang-orang menjauhinya. Dia meminta diganti warna yang baik dan juga kulit yang baik. Lalu malaikat mengusapnya dan dia menjadi seperti yang dia inginkan. Malaikat bertanya tentang harta yang paling disukainya. Dia memilih unta atau sapi. Maka dia diberi unta atau sapi bunting dan malaikat berdoa untuknya, semoga hartanya membawa berkah.

Kemudian malaikat mendatangi si botak. Dia meminta rambut yang indah, dan agar botak yang membuatnya dijauhi oleh orang-orang itu bisa hilang. Maka malaikat mengusapnya dan botaknya pun sembuh. Dia juga diberi rambut yang indah. Dia menyukai sapi, maka dia diberi sapi bunting. Malaikat juga mendoakan semoga sapunya membawa berkah.

Malaikat lalu datang kepada si buta. Permintaannya adalah agar penglihatannya normal kembali supaya bisa melihat hidup dan kehidupan, serta mengenal jalan yang di laluinya. Malaikat mengusapnya dan penglihatannya normal kembali. Si buta ini lebih cenderung kepada kambing, maka dia diberi kambing yang beranak atau kambing bunting.

Tahun-tahun berlalu. Allah memberkahi mereka dengan hartanya. Masing-masing memmiliki satu lembah dari harta yang diterimanya. Yang pertama memiliki unta sepenuh lembah, yang kedua memiliki sapi sepenuh lembah, dan yang ketiga memiliki kambing sepenuh lembah.

Setelah mereka semua sehat dan kaya raya, Malaikat mendatangi mereka. Malaikat datang kepada masing-masing dalam bentuk mereka sebelum mereka sehat dan kaya. Malaikat datang kepada orang pertama dalam bentuk dirinya yang dulu, saat dia terkena lepra. Malaikat meminta kepadanya dengan nama Tuhan yang memberinya warna yang bagus, kulit yang mulus, serta harta yang banyak, agar memberinya seekor unta tunggangan untuk melanjutkan perjalanan.

Laki-laki ini mengingkari nikmat Allah atasnya dan apa yang Dia berikan kepadanya. Dia pelit, tidak mau memberi kepada orang yang tertimpa penyakit seperti yang pernah menimpanya dulu. Dia beralasan bahwa kewajiban-kewajibannya sangat banyak. Pada saat itu malaikat berkata kepadanya, "Sepertinya aku mengenal anda. Bukankah anda dulu adalah laki-laki berpenyakit lepra yang dijauhi oleh orang-orang, yang miskin Allah memberi anda?" Orang ini tidak mengakui keadaan yang pernah dialaminya. Dia mengakui sebaliknya. Dia mengklaim bahwa harta yang dimikinya adalah harta lama yang diwarisinya dari nenek moyangnya. Malaikat mendoakannya agar dia menjadi seperti sedia kala jika dia berdusta.

Kemudian malaikat datang kepada si botak. Keadaannya sama persis dengan keadaan temannya. Pengingkaran, kekikiran, dan kesesatan dari jalan yang lurus.

Adapaun si buta, dia pemilik jiwa yang suci bersih penuh dengan iman dan takwa. Dia memandang si peminta, dia teringat keadannya dahulu. Dia membuka keadaan sebenarnya kepada peminta, "Dahulu aku adalah seorang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku dan aku miskin, lalu Allah membuatku kaya." Si buta tidak hanya memberi satu ekor kambing, akan tetapi dia memberi pilihan kepada peminta, "Ambil apa yang kamu mau. Demi Allah, aku tidak mempersulit dirimu karena Allah." Pada saat itu malaikat membuka hal yang sebenarnya kepada orang ini. Dia berkata kepadanya, "Peganglah hartamu. Aku hanya menguji kalian. Allah telah meridhaimu dan memurkai kedua temanmu."

Tiga orang ini mewakili dua contoh yang berbeda, contoh orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan orang yang kufur kepada-Nya. Dengan syukur, nimat akan terjaga. Dengan kufur, nikmat akan lenyap dan terangkat.

Pelajaran-Pelajaran Dan Faedah-Faedah Hadis

1. Ujian Allah kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana yang terjadi pada tiga orang ini agar terlihat mana yang syukur dan mana yang kufur. Mana yang baik dan mana yang busuk.

2. Keutamaaan bersyukur dalam kebahagiaan. Dan di antara bentuk syukur adalah mendermakan sebagian harta kepada yang berhak. Disebutkan juga akibat kufur nikmat. Di antara bentuk kufur nikmat adalah kikir, tidak memberikan harta kepada fakir miskin yang berhak menerima.

3. Kemampun malaikat menjelma dalam bentuk manusia, seperti yang dilakukan oleh malaikat yang ada di dalam hadis ini.

4. Malaikat tidak dusta manakala menyatakan bahwa dirinya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di perjalanan, karena maksudnya adalah membuat perumpamaan.

5. Jika Allah memberkahi harta seseoranng, maka ia akan tumbuh dan berkembang. Ia menjadi harta yang melimpah ruah. Harta tiga orang yang diuji melimpah, padahal semuanya hanya berawal dari satu. Dan harta yang melimpah bisa binasa dan lenyap dalam waktu yang singkat.

6. Banyaknya harta bukan merupakan bukti kecintaan Allah kepada seorang hamba. Allah menguji orang-orang dengan memberi mereka harta seperti tiga orang dalam hadis ini.

7. Allah mampu menyembuhkan penyakit-penyakit sulit yang dikira oleh banyak orang tidak bisa sembuh, seperti penyakit lepra, kebotakan, dan kebutaan.

Minggu, Juli 12, 2009

Perang Keinginan

Manusia hidup dan digerakkan oleh keinginan. Waktu dan segala yang dimiliki manusia dikonsumsi dan dipergunakan untuk merealisasikan keinginan. Tetapi sebuah pertanyaan menghadang kenyataan aksiomatis ini; yaitu kenginan seperti apa dan keinginan siapa yang patut selalu diikuti?

Manusia dalam posisinya dengan keinginan terbagi menjadi beberapa golongan:

Pertama, manusia yang hanya mengikuti keinginan dirinya. Tidak ada yang penting baginya kecuali yang dia mau. Barangkali dia mengira bahwa dirinya merdeka. Merdeka menentukan segala yang dia mau. Merdeka juga berpikir apa saja yang dia bayangkan. Independensi memang penting untuk membentuk kepribadian. Tanpa independensi seorang manusia hanyalah angka satuan yang tidak terlalu penting di tengah milyaran manusia. Tetapi independensi ada batasnya. Manusia yang tidak mengenal batas dirinya cenderung egois dan egosentris. Lebih jauh bahkan al-Qur’an menyebut manusia seperti ini sebagai manusia yang menyembah hawa nafsunya. Allah berfirman di surat al-Jatsiyah ayat 23:

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (23)

23. “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jatsiyah: 23)

Rasulullah SAW juga menyebut orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya sebagai orang yang lemah.

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ. رواه الترمذي وابن ماجه وأحمد

“Orang yang cerdas adalah yang mengendalikan dirinya dan beramal untuk (kehidupan) setelah kematian, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya tapi banyak berangan-angan atas (karunia) Allah.” (HR at-Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Kedua, manusia yang tidak punya keinginan independen. Dia selalu didorong oleh pihak luar. Lingkungan, teman, orang tua, bahkan seterunya selalu menjadi pusat perhatiannya, dan selalu mendorongnya untuk bereaksi. Orang seperti ini tidak punya pendirian. Apa kata orang itulah katanya. Ke manapun angin berhembus ke sanalah dia berlayar. Orang seperti sangat dikecam Rasulullah, beliau berkata:

لَا تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا. رواه الترمذي

“Janganlah kalian menjadi orang tidak berpendirian, yang mengatakan ‘jika orang-orang berbuat baik, kami juga berbuat baik, jika mereka berbuat zhalim, kami juga berbuat zhalim.’ Tetapi kuatkanlah pendirian kalian, jika orang-orang berbuat baik, berbuat baiklah, jika mereka berbuat zhalim, jangan kalian berbuat zhalim.” (HR at-Turmudzi)

Ketiga, manusia yang selalu berperang antara kemauan dirinya dan kemauan orang lain, dan juga kemauan Sang Pencipta. Dia selalu ingin mendapatkan penerimaan semua pihak tetapi tidak rela mengorbankan keinginan dan ambisi atau syahwatnya. Golongan seperti ini selalu diombang-ambingkan ketidakpastian tujuan. Peperangan sengit dan rumit terjadi dalam diri mereka. Yang mampu menemukan dirinya dalam naungan Allah akan selamat, tetapi yang terus tak mampu menemukan skala prioritas akan hidup dalam pederitaan batin dan gejolak pemikiran yang tak berakhir. Allah membuat perumpamaan terhadap orang seperti ini:

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ الزمر: 29

29.” Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS az-Zumar: 29)

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ جَعَلَ الْهُمُومَ هَمًّا وَاحِدًا هَمَّ آخِرَتِهِ كَفَاهُ اللَّهُ هَمَّ دُنْيَاهُ وَمَنْ تَشَعَّبَتْ بِهِ الْهُمُومُ فِي أَحْوَالِ الدُّنْيَا لَمْ يُبَالِ اللَّهُ فِي أَيِّ أَوْدِيَتِهَا هَلَكَ. رواه ابن ماجه والحاكم وحسنه الألباني

“Barang siapa yang menjadikan pikiran-pikirannya menjadi satu pikiran yaitu pikiran akhirat, Allah cukupkan masalah dunianya. Dan barang siapa yang pikirannya bercabang-cabang di urusan dunia, Allah tidak perduli di lembah dunia mana dia akan binasa.” (HR Ibnu Majah dan al-Hakim dihasankan oleh al-Albani)

Semoga Allah menyelamatkan kita dari musibah seperti itu.

Keempat, manusia yang menenggelamkan dirinya dalam keinginan Sang Pencipta. Dia hanya menginginkan keridhoan Allah. Dia tahu bahwa dia hanya makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Manusia golongan ini adalah manusia luhur dan suci. Mereka menghayati firman Allah “Katakanlah bahwa sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.”

Tetapi beberapa tantangan serius menghadapi mereka. Tidak sedikit kegagalan terjadi jika anak Adam ini tidak berhasil menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Tantangan pertama adalah tantangan pemahaman. Sejauh mana anak manusia memahami apa yang Allah SWT tuntut darinya. Berapa banyak orang yang serius beribadah bahkan mengorbankan segala yang dia miliki untuk suatu hal yang sebetulnya tidak dituntut darinya. Betapa banyak kewajiban ditinggalkan karena melaksanakan ibadah sunah yang tidak prioritas dalam neraca Syariah. Betapa banyak kewajiban kolektif diabaikan padahal itu menyangkut kepentingan umum disebabkan sang manusia lebih asyik dengan ibadah personal yang porsinya bisa dibatasi. Betapa banyak bid’ah yang dianggap sunnah. Betapa banyak sunnah yang dianggap bid’ah.

Tanpa berpegang teguh pada pemahaman yang benar terhadap Qur’an dan Sunnah, sangat sulit seorang muslim dapat dengan tepat melaksanakan peranan dan tugas yang dituntut darinya.

Kesalahan yang paling parah adalah yang terjadi pada golongan yang menganggap bahwa penyerahan diri terhadap Allah adalah bersikap fatalis atau yang dikenal dengan kaum Jabriyah. Bahwa manusia hanya dituntut menyerah pada takdir, tidak perlu berusaha atau merencanakan masa depan yang baik. Iman kepada takdir mereka pahami sebagai sikap pasif terhadap usaha perubahan.

Umar bin Khaththab pernah begitu gusar dengan pemahaman seperti ini, ketika beliau dan beberapa sahabat hendak memasuki daerah yang dilanda wabah. Setelah bermusyawarah akhirnya diputuskan untuk membatalkan kunjungan ke daerah tersebut. Salah seorang sahabat menentang putusan itu, dan berkata, “Apakah kita lari dari takdir Allah?” Umar bin Khaththab terkejut dengan tanggapan tersebut, lalu menjawab, “Iya kita lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain.”

Allah mengecam orang-orang yang menggunakan takdir sebagai alasan untuk tidak melaksanakan hal-hal yang seharusnya. Allah berfirman:

سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آَبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّى ذَاقُوا بَأْسَنَا قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ

148. “Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: “Jika Allah menghendaki, niscaya Kami dan bapak-bapak Kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) Kami mengharamkan barang sesuatu apapun.” Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para Rasul) sampai mereka merasakan siksaan kami. Katakanlah: “Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada kami?” Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta.”(QS al-An’am: 148)

Iman kepada takdir adalah kebenaran yang wajib diyakini, tetapi hal itu dimaksudkan agar kita tidak terjajah oleh masa lalu, tersiksa oleh penderitaan masa yang telah lewat, atau tertipu oleh sesuatu yang membuat kita terlena. Allah jelaskan dalam surat al-Hadid apa yang dimaksudkan dengan iman kepada takdir, Allah berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

22. “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS al-Hadid: 22-23)

Iman kepada takdir membuat seorang muslim tidak tenggelam dalam penderitaan atau tertipu oleh kenikmatan, karena dia sadar bahwa itu semua sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta, Yang Maha Bijaksana dan semua yang Allah tetapkan selalu menyimpan hikmah dan kebijaksanaan. Singkat kata iman kepada takdir dapat menghindarkan sesorang dari pedihnya keputus-asaan dan tipuan kesombongan. Di sisi lain Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat untuk kebaikan dirinya. Rasulullah SAW bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَان. رواه مسلم

“Bersunguh-sungguhlah meraih hal yang bermanfaat untukmu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan melemah. Jika Sesuatu menimpamu janganlah engkau berkata, ‘jika dulu aku lakukan ini pasti terjadi begini atau begitu.’ Tetapi katakanlah, Allah sudah menakdirkan, dan apa yang Allah kehendaki pasti terjadi. Karena kata ‘kalau’ membuka perbuatan setan[1].” (HR Muslim)

Kesalahpahaman lain yang sering terjadi dalam beribadah juga adalah pemahaman bahwa ibadah hanyalah terbatas pada hal-hal ritual. Banyak umat Islam yang masih belum memahami universalitas Islam, bahwa perintah Allah juga mencakup segala kebaikan di berbagai aspek kehidupan. Dengan ringan tangan banyak muslim yang menginfakkan jutaan rupiah untuk pergi haji atau umrah. Tetapi jumlah seperti itu sulit didapatkan untuk membangun proyek-proyek yang berkaitan dengan kemaslahatan bersama. Umat Islam sadar kalau sholat mereka batal kalau mereka berhadats, tetapi banyak tidak khawatir seluruh amalnya batal karena korupsi, kolusi dan menipu.

Kesalahpahaman yang juga banyak terjadi adalah berlebih-lebihan dan beragama. Ada yang berwudhu tapi sambil membuang air dengan mubadzir, ada yang sibuk mengucapkan niat sampai tidak bisa mengikuti sholat dengan baik dan khusyu’, ada yang sibuk dengan memendekkan pakaian sampai lupa memperhatikan hati dan memperbaiki akhlak. Ada yang terlalu berlebihan dalam masalah-masalah aqidah sampai mengkafirkan sebagian besar umat Islam. Ada yang begitu membenci kekafiran tetapi lupa berdakwah dengan hikmah dan nasehat yang baik. Begitu bahayanya sikap berlebih-lebihan dalam agama sampai Rasulullah SAW memperingatkan:

وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ. رواه النسائي وابن ماجه والبيهقي والطبراني في الكبير وابن حبان وابن خزيمة وصححه الألباني

“Jauhkan diri kalian dari berlebih-lebihan dalam agama. Sesungguhnya berlebih-lebihan dalam agama telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR an-Nasa’I, Ibnu Majah, al-Baihaqi, at-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah, dan dishahihkan oleh al-Albani)

Begitu banyak kesalahan dalam beribadah terjadi karena ketidakpahaman terhadap Islam. Sebagian besar bersumber dari jauhnya umat Islam dari pemahaman yang baik terhadap Qur’an dan Sunnah. Jarak yang terjadi bervariasi, mulai dari yang tidak pernah membaca al-Qur’an sama sekali, sampai yang membaca tetapi tidak memahami maknanya. Ada yang memahami sebagian kecil lalu merasa cukup dan merasa sudah pandai, bahkan mengira bahwa Islam hanya terangkum dalam beberapa ayat dan hadits. Ada yang mengaku mengerti al-Qur’an dan meninggalkan Hadits. Ada juga yang serius dengan hadits Nabi SAW tapi justru meninggalkan al-Qur’an dengan tidak mentadabburi al-Qur’an dengan rutin.

Apakah itu semua karena memahami agama Islam sulit? Sama sekali tidak. Tetapi siapapun yang menghendaki suatu tempat tapi tidak melalui jalan yang sesuai pasti tidak akan sampai tujuan. Seperti dikatakan oleh seorang penyair:

تَرْجُو النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا إِنَّ السَّفِيْنَةَ لَمْ تَجْرِ عَلَى يَبَسِ

“Kau harap selamat tapi tidak menempuh jalannya

Sesungguhnya bahtera tidak berlayar di atas daratan kering”

Tantangan kedua dalam ibadah adalah diri manusia itu sendiri. Dia berhadapan dengan hawa nafsunya yang sering menggodanya untuk meninggalkan perintah Allah. Dia akan berhadapan godaan dari luar, tetapi semua terkait dengan kekuatan tekad dan keteguhan pendirian hamba Allah tersebut.

Ketika hawa nafsu mengajak kepada hal yang jelas dilarang barangkali masalah menjadi jelas. Yang lebih rumit adalah ketika hawa nafsu mengajak kepada hal yang samar (syubhat), disini dua persoalan merajut satu sama lain sehingga memperumit tantangan. Yang lebih rumit lagi adalah ketika hawa nafsu mendapatkan pembenaran yang palsu. Ketika dalil-dalil syar’I yang mutasyabihat (yang samar) dapat digunakan untuk membenarkan pelanggaran.

Semua tantangan itu tidak mudah. Karena itu ibadah seorang hamba tidak akan sempurna tanpa memohon pertolongan Allah. Oleh sebab itu poros al-Fatihah yang harus diulang-ulang seorang muslim adalah: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in.” (Kepada engkau kami menyembah, dan kepada engkau kami memohon pertolongan). Seorang muslim yang menyembah Allah tanpa memohon pertolongan dari-Nya, niscaya akan terjebak dan terjatuh dalam tantangan-tantangan yang sulit dalam perjalan hidup yang penuh dengan ujian.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita. Wallahu waliyyut taufiq.

Sabtu, Juli 04, 2009

Selalu Ada Solusi

Segala puji hanya bagi-Mu ya Allah, Engkau Maha memberi kemenangan bagi siapa saja hamba-Mu yang berjihad dijalan-Mu dan berkorban demi tegaknya kalimat-Mu dengan penuh kesabaran. Ya Allah…Ya Naashiru…tsabat kan kami dalam mengemban amanah Mu, ampuni kelemahan kami dan sikap kami yang melampaui batas…

Saudaraku…

“Huffatil jannatu bilmakarih wahuffatinnaaru bissyahawat…” surga dikitari oleh sesuatu yang tidak disukai oleh nafsu, sebaliknya neraka dihiasi dengan hal-hal yang memanjakan syahwat. Maka hanya hamba-hamba yang sadar surga saja yang mampu mengemban beban perjuangan dan pengorbanan untuk dakwah.

Saudaraku…

Setiap kita hendaknya bertanya pada diri ini, akan kejujuran perjuangan dan pengorbanan kita. Benarkah kita telah berjuang? Berjuang untuk apa dan siapa? Bersabarlah kita dalam perjuangan untuk tetap dalam manhaj-Nya? Untuk tidak tergoda oleh dunia? Atau terbujuk rayuan wanita? Atau terlena dengan tahta?

Saudaraku…

Sudahkah kita berkorban untuk taat? Berkorban untuk tegaknya nilai-nilai Dienullah? Berkorban untuk menghentikan atau meminimalisir kezhaliman? Berkorban untuk membantu saudara-saudara kita yang tertindas? Berkorban dalam dakwah di jalan-Nya? Berkorban untuk menyelamatkan moralitas anak-anak negeri ini? Berkorban…dan berkorban?

Saudaraku…

Betapa terngiangnya genderang kalimat Allah Swt di relung hati kita yang paling dalam, kita yang sadar, kita yang sensitif akan kebahagiaan, kita yang senantiasa merindukan surga, kita yang berharap untuk berjumpa dengan-Nya, kita yang merindukan untuk menatap wajah-Nya,”Am hasibtum ‘an tadkhulul jannah ?”… apakah kita mengira akan mendapat surga dengan begitu mudah?

Saudaraku…

Setelah kita cermati perjuangan dan pengorbanan kita dijalan Allah untuk tegaknya dakwah ini, kita menjadi tahu…, sadar…dan insaf…Ya Allah sesungguhnya kami belum berbuat apa-apa untuk Islam, kecuali sedikiiit..,ya Allah …janganlah Engkau hinakan kami…jangan Engkau azab kami, Ya Allah…ampuni kami…rahmati kami, karuniakan kekuatan kepada hamba-hamba-Mu ini ya Qowiyyu…, agar kami mampu bangkit memperbaiki kelemahan kami … untuk meraih kemenangan dari sisi-Mu…

Saudaraku…

Ingatkah kita akan perjuangan dan pengorbanan pemimpin kita yang agung: Muhammad Saw.? kala tekanan dan permusuhan mendera dirinya untuk sebuah risalah besar dakwah yang di emban nya, hampir-hampir tak sejengkal bumi Mekah yang bisa dipijaknya, sepulang dari Thaif tiba-tiba sebuah pertanyaan dari Zaid bin Haritsah ra. terlontar; “Ya Rasulullah kaifa ta’uudu ila makkah waqod akhrojuuka? ( ya Rasulullah bagaimana engkau akan kembali ke Mekah sedang mereka telah mengusirmu? ) Jawab Rasulullah saw. dengan pemberian harapan besar pada kita dan umat yang besar ini: “Ya Zaid Innallaha jaa’ilun limaa taroo farojan wamakhroja…” (wahai Zaid, sesungguhnya Allah akan menjadikan apa yang saat ini anda lihat, jalan keluar dan solusi…).

Saudaraku…

Semoga kemenangan itu dekat. Semoga kita adalah orang-orang yang terpilih untuk menjadi pelaksana kemenangan dakwah ini. Ya Allah ampunilah kelalaian kami, jadikanlah kami orang-orang yang siap berkorban apa saja untuk dakwah ini… amin.

Rabu, Juni 24, 2009

Keseimbangan Hidup

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini?

Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu.

Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga.

Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".

Teman-teman yang luar biasa,
Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan.
Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.

Jumat, Juni 19, 2009

Ayah Kembalikan Tangan Dita...

Sebagai orang tua, kita patut untuk saling menjaga perbuatan kita especially pada anak2 yg masih kecil karena mereka masih belum tahu apa2.
Ini ada kisah nyata yg berjudul “Ayah, kembalikan tangan Dita…….. .”
Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk
bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya.? Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas.? Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan? ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” ???? “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?”? hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik…kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih
sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu.
Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah
tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. ?
“Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.? “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya
ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang
mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu? parah. “Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan
melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam
siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.?
“Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi….
Dita tak mau lagi ayah pukul.? Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”,
katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.?
“Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah,
sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji? tdk akan mengulanginya lagi!??? Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?…? Bagaimana Dita mau bermain nanti?…? Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.
Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2? dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf

Rabu, Juni 17, 2009

Hati-hati dengan Ucapan

Ada seorang pria, sudah puluhan tahun tidak pernah melakukan hal yang rumit. Alasannya karena dia merasa jari-jarinya kikuk karena ukurannya pendek-pendek. Dia adalah tipe orang yang memiliki jari pendek-pendek. Dia merasa kalau tidak akan pernah terampil seperti orang lain karena jarinya yang seperti itu. Keyakinan ini dimulai saat orang tuanya mengatakan kalau dia tidak akan pernah terampil. Begitu juga dengan istrinya setelah dia menikah. Istrinya bahkan harus membayar orang hanya untuk memasang sangkar burung di rumahnya.

Hal ini terjadi selama puluhan tahun. Bayangkan mulai dia lahir sampai dia menikah, dia tidak pernah mengerjakan sesuatu yang rumit. Bahkan dia dikenal sebagai seorang yang justru suka merusak barang-barang yang ada di rumah. Saat berhubungan dengan pekerjaan tangan, dia hanya menjadi bahan ejekan dan bahan tertawaan keluarga dan teman-temannya.

Sampai suatu saat, dia bertemu dengan salah seorang ahli pengembangan diri. Kemudian dia diajarkan suatu teknik* tertentu. Setelah beberapa bulan kemudian, dia datang kepada ahli pengembangan diri tersebut dengan membawa sebuah miniatur kapal yang sangat rumit. Dia memberikannya sebagai hadiah kepada ahli pengembangan diri yang telah membuka suatu “hambatan” yang menghambat dia berkarya selama puluhan tahun. Miniatur kapal yang sangat rumit itu dibuat sendiri oleh pria itu.

Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah nyata diatas:

  1. Jika Anda tidak bisa saat ini, bukan berarti tidak bisa selamanya.
  2. Sering kali yang yang membuat kita tetap tidak bisa adalah masalah mental.
  3. Perkataan, terutama dari orang yang memiliki otoritas sangat mempengerahui seseorang. Jadi hati-hati dengan perkataan Anda baik terhadap teman, keluarga, maupun diri sendiri.

Sayangnya, yang sering terjadi justru banyak orang yang perkataannya menghancurkan kepercayaan diri orang lain:

  • Saat orang lain berhasil atau berprestasi, yang dilihat malah kekurangannya. “Bagus sich, tapi…”
  • Atau menunjukan ketidak percayaannya. Misalnya saat seorang anak berhasil mendapatkan uang dari berdagang, orang tuanya bertanya, “Kamu mencuri uang dari mana?”
  • Justru, saat orang lain melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan, dia memperkuatnya dengan mengatakan, “Kamu memang tidak becus!”

Please, terutama kepada anak Anda, dimana Anda memiliki otoritas tinggi, perkataan Anda bisa membentuk mental anak Anda. Hati-hati dengan ucapan.

Rabu, Juni 10, 2009

Jangan Memikirkan Hal Kecil dalam Rumah Tangga

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia.....”.

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. "Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir.....

"Maaf, apakah aku harus berhenti ?" tanyanya. "Oh tidak, lanjutkan..." jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku.

Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang.... "

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan menangis.....

Dalam hidup ini, banyak sekali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.

Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita..? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.

Senin, Juni 08, 2009

Orang Sombong yang dibenamkan Allah

Terkadang manusia lupa pada hakikat dirinya. Dia lupa bahwa dia diciptakan dari tanah, bahwa asal usulnya adalah dari air yang hina, dan bahwa dia keluar dari kelamin dua kali. Kali pertama ketika dia keluar dari tulang rusuk bapaknya dan kali kedua ketika ia keluar dari rahim ibunya. Dia lupa bahwa walaupun penampilannya menarik, pakaiannya bagus, dia tetap membawa kotoran di dalam perutnya. Dia lupa walaupun ia berbadan tinggi, dia tetap tidak bisa menembus bumi dan menggapai tingginya gunung. Ketika duri menusuknya, ia tetap berdarah. Lalat tetap mengganggunya, dan ular membuatnya takut. Muaranya adalah kematian. Jika kita dibuka setelah beberapa hari sejak dimakamkan, niscaya keadaan kita sangat menakutkan keluarga dan orang-orang dekat kita.

Sebagian orang lupa akan semua itu. Mereka membanggakan diri. Ujub menguasai mereka karena bentuk tubuh, warna kulit, tinggi badan, dan pakaian yang bagus. Mereka berjalan di muka bumi dengan sombong, memalingkan pipinya dari manusia, menyeret pakaiannya di belakangnya, memandang manusia dengan pandangan penghinaan dan cibiran. Dia mengira dirinya orang terbaik, padahal sebenarnya dialah yang terburuk. Dia bisa diliputi adzab Allah di dunia dan akhirat.

Ini adalah seorang laki-laki dari kelompok seperti di atas, dari kalangan umat sebelum kita. Dia membanggakan dirinya. Dia keluar berjalan dengan kesombongan penuh. Dia berlenggok-lenggok dalam berjelan dan menyeret sarungya di belakanganya. Akibatnya, Tuhannya, murka kepadanya. Maka Dia membenamkannya ke dalam tanah seperti Qarun sebelumnya. Dia terbenam di dalamnya sampai hari kiamat.

Keagungan dan kebesaran adalah milik Allah Yang Maha Esa, tidak tertandingi, menjadi tempat bergantung para makhluk, serta menguasai seluruh sifat kesempurnaan dan kemuliaan. Dan barang siapa menyombongkan diri dan takabur, maka dia telah menantang Allah dalam satu dari sifat-sifatNya. Oleh karena itu, dia berhak memperoleh adzab di akhirat dan bisa pula adzabnya disegerakan di dunia sebelum akhirat.

Orang-orang yang sombong dan tinggi hati tidak berhak atas nikmat akhirat, karena Allah menyiapkan akhirat untuk, "Orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi." (Al-Qashash: 83). Orang-orang yang sombong adalah orang-orang yang tinggi hati di muka bumi. Ketinggian hati ini mendorong mereka untuk merusak tanaman, hewan, dan semua yagn ada di muka bumi.

Ajaran-ajaran ilahiyah dalam jumlah yang banyak lagi melimpah melarang kesombongan, takabur, dan tinggi hati. Luqman mewasiatkan kepada anaknya, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman: 18)

Dalam wasiat-wasiat agung dalam surat Al-Isra' terdapat larangan berbuat sombong dan takabur, "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (Al-Isra' : 37)

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis

  1. Takabur dan kesombongan adalah dosa besar yang bisa mencelakakan pemiliknya di dunia dan di akhirat.
  2. Tidak boleh menyeret pakaian. Jika hal itu dilakukan tanpa takabbur, maka ia haram atau makruh. Jika hal itu dilakukan dengan kesombongan maka ia dosa yang besar. Nawawi telah meringkas keterangan tentang isbal, yaitu melebihkan pakaian di bawah mata kaki. Dia berkata, "Tidak boleh memanjangkan kain di bawah mata kaki jika untuk kesombongan. Jika bukan untuk itu, maka ia makruh. Dan zhahir hadis-hadis mengikat isbal dengan tujuan kesombongan. Ini menunjukkan bahwa hukum haram hanya khusus untuk kesombongan. Begitulah nash syafi'i berpijak pada pembedaan seperti yang kami sebutkan. Dan para ulama telah berijma' dibolehkannya isbal bagi wanita. (Syarah Shahih Muslim, 14/250).
  3. Bukan termasuk kesombongan jika seorang hamba menampakkan nikmat Allah kepadanya, seperti saat dia bersandal bagus, dan berpakaian bagus. Lebih-lebih jika itu diikuti dengan syukur kepada-Nya. Dan in dinyatakan oleh hadis-hadis shahih.
  4. Sebagian dosa hukumnya disegerakan di dunia sebelum akhirat, sebagaimana orang sombong ini yang dibenamkan oleh Allah ke bumi.
  5. Menetapkan adzab kubur. Orang yang dibenamkan ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bergoncang di dalam tanah sampai hari kiamat.

Kamis, Juni 04, 2009

6 Pertanyaan

Suatu hari Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. ..
Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.. .

Pertama...
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini...???"

Murid-muridnya ada yang menjawab... "orang tua", "guru", "teman", dan
"kerabatnya" ...

Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar...
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian".. .
Sebab kematian adalah PASTI adanya.....

Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua...
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini...???"

Murid-muridnya ada yang menjawab...
"negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang" ...

Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah
benar....
Tapi yang paling benar adalah "masa lalu"... Siapa pun kita...
bagaimana pun kita...dan betapa kayanya kita... tetap
kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu.. Sebab itu kita harus menjaga
hari ini... dan hari-hari yang akan datang..

Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga...
"Apa yang paling besar di dunia ini...???"

Murid-muridnya ada yang menjawab
"gunung", "bumi", dan "matahari".. .

Semua jawaban itu benar kata Sang Guru ...
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah
"nafsu"...Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa
nafsunya...Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu...Karena
itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini... jangan
sampai nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat)...

Pertanyaan keempat adalah...
"Apa yang paling berat di dunia ini...???"

Di antara muridnya ada yang menjawab... "baja", "besi", dan "gajah"...

"Semua jawaban hampir benar...", kata Sang Guru ..
tapi yang paling berat adalah "memegang amanah"...

Pertanyaan yang kelima adalah... "Apa yang paling ringan di dunia
ini...???"

Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", dan "daun-daunan" ..
..
"Semua itu benar...", kata Sang Guru...tapi yang paling ringan di dunia
ini adalah "meninggalkan ibadah"...

Lalu pertanyaan keenam adalah...
"Apakah yang paling tajam di dunia ini...???"

Murid-muridnya menjawab dengan serentak... "PEDANG...!! !"

"(hampir) Benar...", kata Sang Guru tetapi, yang paling tajam adalah
"lidah manusia"...Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya
menyakiti hati... dan melukai perasaan saudaranya sendiri...

Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN...

senantiasa belajar dari MASA LALU...

dan tidak memperturutkan NAFSU...???

Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun...

dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH....

serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita...??

Rabu, Mei 27, 2009

Ibunda, Kenapa Kau Menangis?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

Senin, Mei 25, 2009

Kekayaan, Kesuksesan dan Cinta

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar.Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar. "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk.

Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, katapria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan."Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan,"katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.

Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita. "Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.(afzn.com)

Sabtu, Mei 23, 2009

Sabar dan Tawakal

Dalam hidup ini cobaan dan permasalahan datang silih berganti. Selesai satu permasalahan datang permasalahan yang lain, dan egitu seterusnya. Bahkanterkadang kita berprasangka, seakan masalah yang kita hadapi tak kunjung usai. Dalam kondisi seperti ini wajarlah kalau kita sering bertanya, seperti yang dikisahkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah:214 ,

"Kapan datangnya pertolongan Alloh itu?"

Alloh menjawab:

"Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Alloh itu sangatlah dekat."

Ketika masalah atau cobaan hidup itu telah mencapai puncaknya, maka barulah kita tahu bahwa sesungguhnya Alloh SWT itu sangat cinta kepada orang-orang yang beriman. Kita baru sadar dan melihat betapa pertolongan Alloh itu diberikan, dan itu tidak selalu persis sesuai dengan yang kita inginkan.

Harus kita yakini bahwa pertolongan Alloh SWT pasti datang, tetapi melalui proses:
1. Usaha dan ikhtiar yang tak kenal putus/tidak kenal lelah.
2. Zikir dan doa yang tidak boleh lepas dari aliran darah, setiap gerak dan kesibukan.
3. Situasi benar-benar mencapai puncaknya yang hampir parah.

Banyaklah membaca sejarah para nabi dan renungkan!
Bagaimana Alloh memberikan pertolongan kepada para Nabi, para Rasul, para Wali Alloh, dan orang-orang yang dicintaiNya (orang-orang yang beriman).

Pertolongan apa yang dialami oleh para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang beriman bukanlah terjadi dengan "SIM SALABIM". Pertolongan Alloh akan datang melalui proses keimanan yang tinggi dan ketakwaan yang mantap, serta usaha yang tak kenal lelah, dasari rasa cinta yang sangat tinggi kepada Alloh dan tidak syirik, serta di barengi dengan T-8:

1. Tafakur
2. Tenang
3. Tahan
4. Tabah
5. Tekun
6. Teliti
7. Tanggulangi
8. Tawakal kepada Alloh.

Bagi kita yang hidup bermasalah (penuh cobaan), hadapilah dengan sabar yang mengandung unsur T-8 tersebut, baik permasalahan yang berhubungan dengan pihak lain maupun dengan diri pribadi, keluarga/rumah tangga.

Kamis, Mei 14, 2009

Hati Ibarat Rumah

Ada tiga macam rumah, Pertama Rumah raja, di dalamnya ada simpanannya, tabungannya serta perhiasannya. Kedua Rumah hamba, di dalamnya ada simpanan, tabungan dan perhiasan yang tidak seperti yang dimiliki seorang raja. Dan ketiga adalah Rumah kosong, tidak ada isinya.

Jika datang seorang pencuri, rumah mana yang akan dimasukinya?

Apabila anda menjawab, ia akan masuk rumah yang kosong, tentu suatu hal yang tidak masuk akal, karena rumah kosong tidak ada barang yang bisa dicurinya.

Karena itulah dikatakan kepada Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhu, bahwa ada orang-orang Yahudi mengklaim bahwa di dalam shalat, mereka 'tidak pernah terganggu', Maka Ibnu Abbas berkata: "Apakah yang bisa dikerjakan oleh syetan dalam rumah yang sudah rusak?"

Bila jawaban anda adalah: "Pencuri itu akan masuk rumah raja." Hal tersebut bagaikan sesuatu yang hampir mustahil, karena tentunya rumah raja dijaga oleh penjaga dan tentara, sehingga pencuri tidak bisa mendekatinya.

Bagaimana mungkin pencuri tersebut mendekatinya sementara para penjaga dan tentara senantiasa siap siaga di sekitar raja?

Sekarang tinggal rumah ketiga, maka hendaklah orang-orang berakal memperhatikan permisalan ini sebaik-baiknya, dan menganalogikannya (rumah) dengan hati, karena inilah yang dimaksudkannya.

Hati yang kosong dari kebajikan, yaitu hati orang-orang kafir dan munafik, adalah rumah setan, yang telah menjadikannya sebagai benteng bagi dirinya dan sebagai tempat tinggalnya. Maka adakah rangsangan untuk mencuri dari rumah itu sementara yang ada didalamnya hanyalah peninggalan setan, simpanannya dan gangguannya? (
rumah ketiga).

Hati yang telah dipenuhi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala dan keagungan-Nya, penuh dengan kecintaanNya dan senantiasa dalam penjagaan-Nya dan selalu malu darinya, Syetan mana yang berani memasuki hati ini? Bila ada yang ingin mencuri sesuatu darinya, apa yang akan dicurinya? (
rumah pertama).

Hati yang di dalamnya ada tauhid Allah, mengerti tentang Allah, mencintaiNya, dan beriman kepadaNya, serta membenarkan janjiNya, Namun di dalamnya ada pula syahwat, sifat-sifat buruk, hawa nafsu dan tabiat tidak baik. Hati ini ada diantara dua hal. Kadang hatinya cenderung kepada keimanan, ma'rifah dan kecintaan kepada Allah semata, dan kadang condong kepada panggilan syetan, hawa nafsu dan tabiat tercela.(
rumah kedua)
Hati semacam inilah yang dicari oleh syetan dan diinginkannya. Dan Allah memberikan pertolongan-Nya kepada yang dikehendakiNya. "Dan kemenanganmu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi maha bijaksana." (Ali Imran:126)

Syetan tidak bisa mengganggunya kecuali dengan senjata yang dimilikinya, yang dengannya ia masuk dalam hati. Di dalam hati seperti ini syetan mendapati senjata-senjatanya yang berupa syahwat, syubhat, khayalan-khayalan dan angan-angan dusta yang berada di dalam hati.

Saat memasukinya, syetan mendapati senjata-senjata tersebut dan mengambilnya serta menjadikannya menetap di hati. Apabila seorang hamba mempunyai benteng keimanan yang mengimbangi serangan tersebut, dan kekuatannya melebihi kekuatan penyerangnya, maka ia akan mampu mengalahkan syetan. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata.

Rabu, Mei 13, 2009

Berkembang Menembus Batasan

Bila kita melihat keadaan di sekitar kita hari-hari ini, kita akan melihat betapa cepatnya jaman ini berkembang. Bahkan perubahan tersebut seringkali terjadi tanpa kita sadari. Sebagai contoh, teknologi yang berkembang begitu pesat, intelektual yang semakin meningkat, penemuan-penemuan baru di bidang kesehatan dan obat-obatan, dsb. Perubahan tersebut tidak dapat kita hindari, sebagaimana ada pepatah yang mengatakan, "Satu-satunya hal yang tidak akan pernah berubah, adalah perubahan itu sendiri."

Bila kita terlena sedikit saja, besar sekali kemungkinan untuk kita akan kehilangan kesempatan kita untuk berkembang, atau setidak-tidaknya kita akan tertinggal dengan semua kolega kita. Maka dari itu kita harus belajar untuk membiasakan diri dengan perubahan tersebut, sehingga kita akan menjadi pribadi yang mudah untuk beradaptasi dengan situasi yang ada, tanpa meniadakan norma, prinsip dan nilai yang sudah kita pegang dari mulanya.

1. Miliki tujuan yang jelas - kembangkan!.
Orang yang tidak memiliki tujuan di dalam hidupnya tidak akan pernah bisa berkembang dengan maksimal. Mengapa? Karena dia tidak akan tahu ke mana dia harus melangkah, dan ini akan berdampak pada keputusan-keputusan yang diambilnya. Tetapi untuk menjadi berkembang tanpa batas, seseorang juga harus memiliki kemampuan untuk memperluas tujuannya. Walt Disney dapat berkembang begitu luas sampai ke seluruh dunia hanya dimulai dari mimpi seorang Walter Elias Disney yang miskin untuk berusaha membahagiakan semua anak di seluruh dunia. Dan sampai sekarang, meskipun Mr. Disney sudah meninggal, tetapi mimpi itu masih terus berlanjut.

2. Miliki inisiatif untuk berkembang tanpa batas.
Saat Christopher Columbus ingin berlayar mengelilingi dunia, semua orang menganggapnya gila karena mereka percaya bahwa bumi itu datar, bukan bulat. Tetapi karena keberaniannya untuk berinisiatif 'gila' tersebutlah kita dapat mengetahui fakta bahwa bumi memang bulat, bukan datar. Saat kita ingin berkembang, jangan menunggu perubahan terjadi pada orang lain baru kita dapat berkembang. Miliki mental bahwa perubahan itu harus dimulai dari diri kita, bukan orang lain.

3. Berpikirlah selangkah lebih maju.
Thomas John Watson, pendiri perusahaan komputer raksasa IBM suatu hari memaparkan kunci dari keberhasilan IBM, dan berkata, "Setiap kali kami memperoleh kemajuan dalam IBM, itu adalah karena ada orang yang mau untuk mengambil kesempatan, memikirkannya dengan keras, dan mencoba sesuatu yang baru." Di dalam hidup ini, kita memiliki pilihan untuk menjadi orang seperti apakah kita. Apakah kita ingin menjadi orang yang gagal, ataukah biasa-biasa saja, ataukah kita ingin menjadi orang yang unggul? Orang yang ingin menjadi orang yang unggul, ia harus melatih cara berpikirnya untuk selalu mengeluarkan ide-ide yang mungkin bahkan belum terpikirkan oleh orang-orang di sekitarnya.

4. Kembangkan rasa ingin tahu yang positif.
Semua penemuan bersejarah di seluruh dunia ini pasti didasari dari keingintahuan dari para penemunya. Tidak selamanya rasa ingin tahu itu adalah sesuatu yang negatif, karena selama kita dapat memanfaatkan rasa ingin tahu kita untuk sesuatu yang positif dan berguna bagi banyak orang, rasa ingin tahu tersebut akan menjadi sesuatu yang menguntungkan. Seorang Albert Einstein tidak akan pernah menjadi penemu dari teori relativitas yang sangat terkenal itu bila dia tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar akan bagaimana energi dapat memiliki hubungan yang erat dengan massa sebuah benda dan kecepatan cahaya.

5. Rajin-rajinlah membaca.
Setiap orang yang tidak memiliki wawasan yang luas pasti akan mengalami masalah dalam berkomunikasi dengan berbagai macam tipe orang. Dan salah satu cara yang baik untuk memiliki wawasan yang luas adalah dengan meningkatkan minat baca. Thomas Jefferson, presiden ketiga Amerika Serikat, adalah seorang yang sangat dikenal lewat kinerjanya dalam menuliskan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Tetapi mungkin tidak semua orang menyadari bahwa Thomas Jefferson adalah seorang kolektor buku, yang membuatnya menjadi seorang yang sangat berwawasan luas dalam berbicara berbagai aspek, mulai dari pertanian, arsitektur, bahkan sampai penelitian fosil-fosil purbakala.

Selasa, Mei 12, 2009

"Belajarlah Untuk Malu, Sebelum Dipermalukan"

Kita saat ini berada di sebuah zaman oleh banyak orang bilang zaman edan.Bahkan sampai bisa dikatakan manusia lebih sesat daripada binatang. Seorang anak membunuh Ibunya, Seorang Ibu yang dengan tega membunuh anaknya walau masih dalam kandungan (Aborsi).Seorang bapak memperkosa Anaknya ,Aurat dipertontonkan dengan menggunakan kecanggihan teknolgi.Harga diri dijual dijadikan ajang komoditi, perempuan rela telanjang di depan umum demi seni body painting, suami istri melakukan perselingkuhan dengan bangganya, dan lain sebagainya.Rasa Malu sebenarnya merupakan bagian dari iman.Dengan rasa malu tidak akan mendatangakan kecuali kebaikan.

Malu adalah suatu kondisi di mana kita merasa bersalah jika melakukan suatu perbuatan. Karena itu di dalam bahasa Inggris ‘ashamed’ atau malu diartikan dengan ‘troubled by guilty feeling,’ atau merasa terganggu oleh adanya rasa bersalah. Harapannya, rasa malu ini bisa jadi pagar pengaman dari nafsu binatang kita yang kadang liar dan sulit terkendali. Bagaimana rasa bersalah bisa muncul, ini tentunya didasarkan atas beberapa kemungkinan. Sebagaimana dalam ilmu sosial-keagamaan, dalam proses mencari kebenaran kita bisa menyandarkan pada beberapa ukuran. Pertama, didasarkan atas kebenaran yang dipahami sendiri. Kedua, kebenaran yang diyakini oleh orang banyak. Jika dianalogikan, maka rasa malu bisa tercipta, Pertama, atas dasar pemahaman diri sendiri tentang perasaan bersalah. Kedua, berdasarkan keyakinan suatu masyarakat dalam lokal budaya tertentu. Ini biasanya disebut dengan moral. Ketiga, lahir dari pemahaman atas doktrin ketuhanan.

Bila seorang tidak mampunyai rasa malu , ia akan menjadi keras dan berjalan mengikuti kehendak hawa nafsunya. Tak peduli apakah yang harus menjadi korban adalah mereka yang tak berdosa. Ia rampas harta dari tangan-tangan mereka yang fakir tanpa belas kasihan, hatinya tidak tersentuh oleh kepedihan orang-orang lemah yang menderita. Matanya gelap, pandangannya ganas. Ia tidak tahu kecuali apa yang memuaskan hawa nafsunya. Bila seorang sampai ke tingkat prilaku seperti ini, maka telah terkelupas darinya fitrah agama dan terkikis habis jiwa

Sudah saatnya malu menjadi budaya yang harus selalu dijaga dan dipelihara, baik oleh individu, kelompok, terlebih bangsa ini. Kita sadari betapa tidak berhentinya petaka, bencana, yang melanda bangsa ini mungkin salah satunya diakibatkan oleh hilangnya rasa malu.ketika pejabat malu berkorupsi, eorang pengusaha merasa malu jika terlambat memberi upah pada karyawannya,Artis Malu Memamerkan Aurat, Kita malu mengumbar kata-kata kotor maka yang terjadi adalah pembentukan budaya malu yang akan memajukan bangsa ini.

Kenapa memiliki rasa malu itu penting dan harus dibudayakan. Karena dengan rasa malu kita tidak akan lagi menyaksikan tindakan amoral dan kekerasan yang meresahkan masyarakat banyak. Orang-orang akan berkompetisi untuk bersikap sosial yang baik dan mengubur tindakan amoral dengan rapi. Karena itu hal ini perlu dibudayakan. Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu pengertian budaya adalah tingkat mutu ekspresi manusia. Dalam perihal mencari penghidupan misalnya, kualitas budaya beberapa orang pejabat dapat dilihat melalui pola ekspresi atau cara bagaimana mereka mendapatkan penghidupan.

Sebenarnya sebagian bangsa Indonesia secara sadar menyatakan bahwa “malu” merupakan bagian dari budaya bangsa. Berbagai pernyataan dan tulisan di media telah membahas hal tersebut. Namun kiranya kurang arif manakala hanya karena ulah dari suatu pihak atau kelompok “yang tidak tahu malu”, kemudian dikaitkan dengan budaya bangsa secara keseluruhan. Faktor budaya adalah asset bangsa, maka perlu kearifan dalam memahami masalah ini.

Saat kapan untuk menunjukkan rasa malu bagi masing-masing individu adalah sangat relatif tergantung kepada pribadi, waktu, tempat serta konteks permasalahan yang dihadapi oleh orang per orang. Untuk membangun “budaya malu”, fungsi agama dan lembaga pendidikan adalah sangat penting dan ikut menentukan. Apabila sampai pada keadaan bahwa orang sudah tidak punya malu, maka misi agama dan lembaga pendidikan dianggap gagal.

Dekandensi moral sudah sedemikian meluas, dan menghilangnya budaya malu, dan berganti menjadi budaya Malu-maluin. Sebagai contoh adanya kebebasan seksual pada generasi muda saat ini, Budaya malu harus kembali dikampanyekan. Malu memperlihatkan aurat, malu mengambil hak yang bukan hak pribadinya, malu dan malu. "Jadi orang harus diajak untuk memiliki malu kalau melakukan penyimpangan pada bidangnya. Budaya malu adalah benteng terakhir untuk tidak melakukan suatu perbuatan yang melanggar moral, etika, norma dan hukum.

Pada esensinya, kondisi masyarakat sudah banyak berubah hingga hari ini, baik di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Namun segenap perubahan itu masih saja menyisakan sisi gelap yang pada akhirnya kurang memberi manfaat dan merugikan sebagian dari masyarakat.Karena itu yang perlu ditanamkan sebagai landasan untuk melakukan perubahan adalah budaya malu.Bila budaya malu sudah tertanam maka tatanan kehidupan masyarakat akan beranjak pada budaya kerja. Pada tahap yang paling tinggi, segenap kehidupan masyarakat akan terikat oleh budaya mutu. Pada tahap inilah yang namanya kemakmuran dan kesejahteraan hidup bersama akan bisa terwujud. Rasa malu itu yang kini luntur dalam warna kehidupan bangsa kita, dalam terlalu banyak hal.


Maka Sudahkah anda malu..? Atau Anda termakdsud orang yang malu-maluin. Budaya malu harus dijadikan suatu mekanisme kendali diri sendiri bagi bangsa ini.

"Belajarlah Untuk Malu, Sebelum Dipermalukan"

Minggu, Mei 10, 2009

Tiga Orang Terjebak Dalam Goa

Kisah ini bercerita tentang tiga orang yang pergi meninggalkan rumah mereka untuk berjalan-jalan atau mencari kebutuhan pokok untuk keluarga merka. Di tengah perjalanan langit berbalut mendung, hujan deras pun mengguyur hingga membuat mereka mencari tempat berlindung dari hujan. Mereka menemukan tempat berlindung di dekat mereka. Sebuah goa tempat berlindung mereka dari hujan menjadi seperti kuburan bagi mereka. Banjir akibat hujan deras membawa batu-batu besar dari atas gunung. Sebuah batu besar jatuh dari gunung dan terus menggelinding hingga berhenti di pintu goa. Akibatnya, pintu goa tertutup olehnya. Batu ini begitu besar. Saking besarnya kekuatan mereka bertiga tidak mampu untuk menggeser dan menggerakkannya.

Setelah itu pintu goa tersumbat oleh batu besar, keadaan mereka lebih sulit dibandingkan dengan keadaan mereka semula. Hujan yang turun, mereka bisa menghadapinya dengan sabar. Adapun tersumbatnya pintu goa, itu berarti kematian telah nyata di depan mata.

Mereka terpenjara di dalam goa ini. Mereka tidak mungkin bisa menembusnya dengan kekuatan mereka sendiri. Tidak ada cara untuk meminta pertolongan kaum mereka. Seandainya kaum mereka hendak mencari mereka karena mereka telah pergi lama, maka mereka tidak akan menemukan goa itu. Jejak kaki yang ditinggalkan oleh orang-orang yang hilang telah dihapus oleh hujan yang deras dan banjir, sebagaimana angin menghapus jejak kaki di pasir. Bahkan seandainya ada orang yang lewat di dekat mereka, mereka mungkin juga tidak mengerti apa-apa dan tidak mengetahui tempat mereka. Gema teriakan mereka pun tidak akan melebihi dinding-dinding goa yang mengurung mereka.

Dalam kondisi seperti ini, hamba-hamba menyadari bahwa keselamatan mereka hanyalah di tangan Allah. Dan bahwa hanya Allah yang mengetahui tempat keberadaan mereka. Dia melihat dan mendengar mereka. Tidak ada sesuatu pun yang samar bagi Allah di langit dan di bumi.

Sama dengan mereka, orang-orang di atas perahu yang dikurung oleh ombak dengan angin yang berhembus sangat kencang. Ombat membuat perahu naik turun, bergoyang miring dan berguncang, sementara mereka tidak bisa berbuat apa pun.

Sama dengan mereka, orang-orang di pesawat dengan mesin yang rusak dan mulai limbung di udara kadang-kadang lurus, kadang-kadang miring dan bergetar di sana-sini.

Sama dengan mereka, orang-orang yang terbenam oleh bumi atau dilanda gempa hingga rumah mereka roboh dan mereka terkurung di tempat yang sempit di puing-puing reruntuhan. Para manusia dalam keadaan seperti ini, walaupun mereka adalah orang-orang yang gemar berbuat dosa, mereka akan tetap memanggil Tuhan mereka untuk memohon perlindungan dan pertolongan-Nya. Dia Maha Berkuasa ketika segala sarana yang dengannya manusia menjaga manusia tidak mungkin digunakan. "Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…" (Lukman: 32).

"Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata), 'Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.' (Yunus: 22)

Dalam kondisi seperti ini sebagian orang merasa cukup hanya dengan berdoa. Sebagian lagi berusaha bertawassul kepada Allah dengan nama, sifat, dan perbuatan-Nya. Dan sebagian yang lain ber-tawassul kepada-Nya dengan amal-amal shalih. Yang terakhir inilah yang diusulkan oleh salah seorang dari mereka. Dia meminta kedua orang temannya agar masing-masing bertawasul dengan amalnya yang paling mujarab yang dia lakukan karena Allah.

Masing-masing telah menyebutkan amal shalih yang dilakukannya karena Allah, dan didukung dengan doa kepada Allah agar memberi kemudahan dalam kesulitan yang mereka alami jika dia memang benar dalam perkataannya. Setiap kali salah seorang menyebutkan amalnya dan memohon kemudahan, batu besar itu bergeser sedikit. Sehinga ketika orang ketiga menyebutkan amalnya dan permintaannya, maka batu itu bergeser sepenuhnya dan mereka bisa keluar dengan selamat.

Hal ini mengandung petunjuk yang besar, bahwa Allah mendengar pengaduan mereka. Dia mengetahui keadaan mereka dan kejujuran ucapan mereka. Maka Dia mengangangkat kesulitan mereka dan memudahkan perosalan mereka. Kisah mereka menjadi pelajaran bagi orang lain yang tertimpa kesulitan seperti mereka.

Amal-amal shalih mereka, yang dengannya Allah menyelamatkan mereka menunjukkan bahwa mereka dalah orang-orang yang baik dan bertakwa. Ini dari satu sisi. Di sisi lain, ini menunjukkan bahwa alam tersebut dicintai oleh Allah.

Orang pertama ber-tawassul dengan birrul walidain. Orang ini adalah salah seorang pengembala. Dan pada penggembala bergantung kepada susu domba, sapi dan unta mereka. Orang ini selalu memerah susu setiap kali pulang dari penggembalaan, lalu memeberi minum kedua orang tuanya sebelum anak-anak dan istrinya.

Suatu hari dia membawa ternaknya ke daerah rumput yang cukup jauh. Dia baru pulang setelah malam tiba. Lalu sebagaimana biasa, dia pun memerah susu dan membawa bejana susu kepada kedua orang tuanya, tetapi kedua orang tunya telah tidur. Dia tidak ingin membangunkan mereka berdua. Dia juga tidak ingin memberi minum anak-anaknya sebalum keduanya. Malam itu dia tidak tidur, dengan bejana susu yang masih ada di tangannya. Anak-anaknya menangis di kakinya karena lapar, sementara dia tidak ingin membangunkan kedua oang tuanya sampai terbit fajar. Maka dia memberi minum kedunya, setelah itu anak-anak dan istrinya.

Tak seorangpun selain Allah yang mengetahui sejauh mana kesengsaraan yang dipikul oleh laki-laki ini di malam itu. Perkaranya tidaklah mudah baginya. Dia seorang pengembala dan telah berjalan jauh dari desanya, maka hal itu tentu melelahkan dan merepotkannya, ditambah dia belum makan malam dan anak-anaknya yang merengek di bawah kakinya. Betapa pedihnya seorang bapak jika melihat anak-anaknya menangis kelaparan.

Potret mengagumkan hasil cetakan iman. Undang-ungang bumi dan aturan-aturan manusia tidak mungkin bisa mengkatrol seseorang untuk mencapai derajat ini. Tangguh memikul beban berat, beperasaan mulia, menghormati dan menghargai orang tua.

Orang kedua bertawassul kepada Tuhannya dengan rasa takutnya kepadaNya. Rasa takut inilah yang membuatnya meninggalkan zina dan menahan nafsu. Urusan orang ini adalah bahwa dia menginginkan sepupunya yang sangat dicintainya. Iman sepupunya ini menjaganya dari keinginan laki-laki tersebut. Wanita itu menolak sampai dia tertimpa kesulitan dan kemiskinan yang memaksanya untuk menyetujui kemauan dan mentaati keinginannya setelah sepupu laki-laki membayarkan harta yang besar seperti yang disyaratkan sebelum dia menyerahkan diri kepadanya. Akan tetapi ketika sepupu laki-laki ini telah menguasainya dan telah duduk seperti suami yang duduk di atas istrinya. Tiba-tiba wanita itu bergetar dan gemetar. Ketika laki-laki itu bertanya kepadanya tentang sebab dia gemetar dan bergetar dia menajwab bahwa hal itu karena ia takut kepada Allah, karena sebelumnya dia tidak pernah melakukan zina. Laki-laki itu berdiri meninggalkannya dan mengikhlaskan uang yang telah diberikan kepadanya.

Kejadian seperti ini juga terjadi pada seseorang laki-laki dari Bani Israil. Dia adalah laki-laki fasik yang terjemurus ke dalam kemaksiatan. Dia selalu berbuat mesum dengan wanita manapun yang ia mau. Suatu kali ia mendapatkan seorang wanita. Wanita ini gemetar penuh ketakutan. Manakala ia menanyakan penyebabnya, maka dia mendapatkan rasa takunya kepada Allah. Laki-laki ini pun bertaubat dan kembali kepada Allah. Dia berjanji kepada Tuhannya untuk meninggalkan kemaksiatan. Dia mati pada malam itu, maka Allah mengampuni dan memasukkanya ke dalam rahmat dan surga-Nya.

Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunannya dari Ibnu Umar berkata, 'Aku telah mendengar nabi menyampaikan suatu hadis. Seandainya aku tidak mendengarnya kecuali kecuali satu atau dua kali (sampai Ibnu Umar menghitung tujuh kali), akan tetapi aku mendengarnya lebih banyak dari itu. Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Adalah Kifli dari Bani Israil. Dia tidak pernah takut mengerjakan dosa. Suatu kali seorang wanita mendatanginya. Kifli membayarnya enam puluh dinar untuk bisa berbuat mesum dengannya. Ketika Kifli telah duduk seperti suami yang telah duduk pada istrinya, wanita itu menangis dan gemetar. Kifli bertanya, 'Apa yang membuatmu menangis? Apakah aku memaksamu?' Wanita itu menjawab, "Tidak, akan tetapi ini adalah perbautan yang tidak pernah aku lakukan. Aku terpaksa melakukannya saat ini, tidak lain kecuali karena terpaksa.'

Kifli berkata, 'Kamu melakukan ini padahal kamu tidak pernah melakukannya. Pergilah ambillah uang itu untukmu.' Kifli berkata, 'Tidak, demi Allah, setelah ini aku tidak akan bermaksiat selama-lamanya.' Maka Kifli mati di malam itu. DI pagi hari tertulis di pintu rumahnya, 'Sesungguhnya Allah telah mengampuni Kifli.'"

Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadis hasan. Diriwayatkan oleh Syaiban dan beberapa orang dari Al-A'masy yang senada dengan ini. Mereka menyatakannya marfu'. Sebagian dari mereka meriwayatkannya dari Al-A'masy dan tidak menyatakannya marfu."

Abu Bakar bin Ayyash meriwayatkan hadis ini dari Al-A'masy dan dia melakukan kesalahan di dalamnya. Dia berkata, "Dari Abdullah bin Abdullah dari Said bin Jubair dari Ibnu Umar dan ini tidak mahfudz (tidak terjaga). Abdullah bin Abdullah Ar-Razi adlah Kufi (orang Kufah), neneknya adalah hamba sahaya Ali bin Abi Thalib, dan yang meriwayatkan dari Abdullah bin Abdullah Ar-Razi adalah Ubaidah Adh-Dhabyi, Al-Hajjaj bin Artho'ah dan ulama-ulama besar lainnya." (Sunan Tirmidzi, 4/658, no. 2496).

Orang ketiga bertawassul dengan penjagaannya terhadap harta pegawai yang pergi meninggalkan hartanya. Dia mengembangkan harta itu hingga melimpah. Setelah kepergian yang cukup lama, pegawai itu datang meminta haknya yang tidak seberapa. Orang ketiga ini memberikan seluruh harta hasil dari pengembangan hartanya yang sedikit. Dia menerimanya dan tidak meninggalkan sedikit pun.

Apa yang dilakukan tiga orang tersebut adalah teladan luhur yang tidak dikenal oleh dunia saat ini, kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah. Allah telah memudahkan kesulitan orang-orang baik ini dan menghilangkan problem mereka.

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis

  1. Disyariatkannya bertawassul kepada Allah dengan amal shalih, sebagaimana tiga orang ini melakukan hal itu dan Allah menyelamatkan mereka.
  2. Pengaruh taqwa dalam meloloskan seorang hamba dari musibah dan kesulitan. "Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia meletakkan untuknya jalan keluar dari segala kesulitan." (Ath-Thalak:2).
  3. Disyariatkannya doa pada waktu terjadi musibah dan kesulitan. Allah telah memerintahkan agar berdoa kepada-Nya. Barang siapa tidak berdoa kepada-Nya, Dia memurkainya, "Dan Rabbmu berfirman, "Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan perkenankan bagimu." (Ghafir: 60).
  4. Birrul Walidain termasuk amal shalih yang dicintai oleh Allah, mendekatkan kepada-Nya serta membebaskan seorang hamba dari kesulitan-kesulitan dunia dan hari kiamat.
  5. Rasa takut kepada Allah termasuk ibadah besar yang menolak adzab, melindungi dari perbuatan buruk, dan mendekatkan kepada Allah. Rasa takut inilah yang menjadi sebab seorang meninggalkan perbuatan tercela, dan itu adalah salah satu sebab terselamatkannya dia dari dalam goa.
  6. Tidak semua pelaku dosa telah menyimpang dan berhak memperoleh murka Allah. Seseorang mungkin berusaha melakukan dosa seperti orang kedua yang hendak melakukan zina terhadap sepupunya, akan tetapi dia bertaubat dan meninggalkannya sebelum hal itu terjadi karena takut kepada Allah. Orang ini diberi pahala lantaran mampu menahan diri dari hawa nafsu. Dan mungkin saja seorang melakukan dosa, lalu dia bertaubat dan kembali kepada Allah dan Allah menerima taubatnya, maka keadaannya setelah taubat lebih baik daripada sebelum taubat, seperti yang terjadi pada Kifli.
  7. Kesulitan dan kemiskinan kadangkala memaksa seorang yang shalih untuk melakukan perbuatan buruk, sebagaimana kesulitan telah memaksa wanita itu untuk menerima perbuatan buruk. Yang menunjukkan bahwa dia sebagai wanita baik-baik adalah bahwa dia gemetar manakala laki-laki ini ingin melakukannya. Maka Allah memunculkan taubat dalam hatinya hingga membuat keduanya selamat.
  8. Keutamaan menjaga hak dan harta orang lain. Pemilik harta telah menjaga bayaran pegawai tersebut dan mengembangkannya. Dan dia memberikan seluruh hasilnya manakala pegawai itu memintanya.
  9. Anjuran seseorang melakukan tindakan terhadap harta orang lain yang ada di tangannya jika tindakan itu mengandung kebaikan padanya. Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Ada dua kubu, yang membolehkan dan yang melarang. (Lihat Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 16/217, Fathul Bari, 4/209, 5/16).
  10. Pada waktu terjadinya kisah ini manusia telah mengenal perdagangan, pertanian, kerajinan dan peternakan. Ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa tiga orang dalam kisah ini pergi untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Salah seorang dari mereka menyewa pekerja-pekerja untuk mengolah tanahnya dan dia menanam bayaran pekerja itu, yang berupa beras, lalu dia menjual hasilnya dan dibelikan sapi dan kambing. Dan orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya itu memiliki kambing-kambing yang dia gembalakan dan dia perah susunya. Pemilik tanah memberi bayaran pekerja sebesar satu faraq beras, dan faraq adalah takaran untuk menakar. Nampan dan faraq pasti ada yang membuatnya. Hadis ini juga menunjukkan bahwa beras telah dikenal pada masa ketika kisah ini terjadi.
  11. Berkah pekerjaan di bidang pertanian dan peternakan. Pemilik tanah mengembangkan upah pekerjaannya. Harta yang sedikit menjadi banyak dan Allah memberkahinya, hingga berlipat ganda.
  12. Orang ketiga telah berbuat baik kepada pekerjaannya dengan mengembangkan harta tersebut. Sebaliknya, pekerja itu tidak berbuat baik kepada majikannya. Semestinya dia tidak membawa seluruh hartanya, akan tetapi menyisakan sebagian sesuai dengan usaha majikan dalam mengembangkannya.
  13. Anggapan sebagian ulama bahwa Kifli yang disebutkan di dalam hadis Tirmidzi sama dengan Dzulkifli yang disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah tidak benar. Nama yang kedua adalah seorang Nabi yang ma'shum, yang tidak mungkin melakuan perbuatan keji. Sementara nama yang pertama adalah seorang laki-laki yang gemar berbaut dosa sebelum bertaubat. Yang pertama Kifli, yang kedua Dzulkifli.
  14. Sejauh mana pengaruh kemiskinan dalam menyuburkan perbuatan mesum. Dua orang wanita di dalam hadis tersebut bersedia berbuat mesum karena kemiksinan dan himpitan hidup. Oleh karena itu, orang-orang yang meninfakkan harta mereka, membantu fakir miskin, janda dan anak yatim, merkea telah merbusah mengegah orang-orang seprti kedu awanita itu agar tidak terjerumus ke dlaam dosa ini dengan alasan himpitan hidup dan kemiskinan.