Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Khalifah ‘Umar)

Telah berkata Abdullah bin Aun Al-Bashri Rahimahullah:
“Jika hawa nafsu telah menguasai hati, maka seseorang akan menganggap baik sesuatu yang buruk”

Kamis, Desember 30, 2010

Haruskah Berteriak

Suatu ketika seorang ayah bertanya kepada anaknya. "Mengapa ketika seseorang yang sedang dalam keadaan marah cenderung akan berbicara dengan suara keras atau berteriak?"

Anak tersebut berpikir sejenak, kemudian menjawab " karena orang tersebut telah kehilangan kesabarannya, oleh sebab itu lalu dia berteriak." Sang ayah pun bertanya kembali.."tapi kan lawan bicara orang tersebut ada disampingnya, kenapa harus berteriak?", "apakah orang tersebut tidak bisa bicara secara halus?"

Sang anak pun terdiam, bingung dia mencoba untuk menjawab pertanyaan sang ayah. Lama dia mencari jawaban yang benar menurut pertimbangan dia. Sampai akhirnya sang ayah berkata "Ketika dua orang sedang dalam situasi kemarahan, jarak antara kedua hati mereka jauh, meskipun secara fisik mereka berdekatan. Karena itu untuk mengungkapkan perasaan nya mereka harus berteriak".

Padahal semakin keras mereka berteriak, semakin membuat mereka marah, karena hati mereka semakin menjauh lebih jauh lagi. Karena itu terpaksa mereka harus berteriak lebih keras lagi.

Sebaliknya apa yang terjadi pada dua orang yang saling mencintai? Mereka tidak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara, suara yang dikeluarkan adalah suara yang lembut dan halus, sehalus apapun mereka berbicara akan terdengar dengan jelas. Mengapa demikian yah? tanya sang anak

Sang ayah pun melanjutkan penjelasannya. "Karena hati mereka begitu dekat, sehingga mereka tidak perlu berteriak dalam berkata-kata, dan ketika hati mereka semakin dekat, hampir tanpa ada jarak antara mereka, pada akhirnya sepatah katapun tak perlu keluar dari mulut mereka. Sebuah pandangan mata pun sudah cukup membuat mereka memahami apa yang mereka ingin utarakan."

Sang ayah pun berkata kembali pada anaknya, "Oleh sebab itu nak, apabila dirimu sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Dan sebaiknya jangan mengucapkan kata-kata yang dapat membuat suatu jarak diantara kamu". Mungkin disaat seperti itu, tidak mengeluarkan kata-kata, mungkin merupakan tindakan yang bijaksana. Karena waktu akan membantumu nak.

Tidak ada komentar: